Trenggalek, Kanaltujuh.com –
Bencana banjir yang terjadi di beberapa wilayah di Kabupaten Trenggalek belakangan ini, mengakibatkan ratusan hektar lahan tanaman pertanian rusak.
Kepala Dinas Pertanian dan Tanaman Pangan Kabupaten Trenggalek Ir. Didik Susanto mengatakan berdasarkan data sementara disebutkan bahwa ratusan hektar lahan Pertanian yang rusak tersebut terjadi di 6 kecamatan yakni kecamatan Pogalan, Gandusari, Munjungan, Watulimo, Durenan dan Trenggalek.
Lebih detail Didik menjabarkan bahwa lahan tanaman pertanian yang rusak di Kecamatan Pogalan meliputi tanaman jagung seluas 245 hektar, cabe 100 hektar, kacang tanah 75 hektar, kedelai 59 hektar.
Disusul kemudian kerusakan lahan tanaman pertanian di Kecamatan Gandusari meliputi jagung 55 hektar, kacang tanah 35 hektar, kedelai 55 hektar. Kerusakan selanjutnya 5 hektar tanaman padi yang terjadi di Kecamatan Munjungan dan Watulimo. Adapun kerusakan tanaman pertanian berikutnya berada di Kecamatan Durenan yakni kedelai 5 hektar.
“Untuk yang Trenggalek itu padi 11 hektar, jagung 42 hektar dan kedelai 77 hektar,” jelasnya ketika ditemui di ruang kerjanya, Jumat (14/10/2022).
Melihat kondisi tersebut, Didik mengusulkan agar para petani yang lahannya terdampak bencana banjir segera mendapatkan bantuan benih padi tahun ini.
“Walaupun itu tidak mengganti semuanya, minimal benih itu disediakan pemerintah sehingga mungkin dia (petani) bisa sedikit termotivasi untuk terus melanjutkan usaha taninya,” katanya.
Adapun bantuan benih padi nantinya kata dia akan diambilkan dari dana BTT (Bantuan Tak Terduga) yang ada di Bakeuda (Badan Keuangan Daerah) Trenggalek. Dan rencananya untuk setiap 1 hektar lahan padi akan mendapat bantuan benih padi 30 kilogram.
Kendati demikian Didik belum bisa menjelaskan berapa anggaran yang disediakan untuk bantuan benih padi tersebut.
Sementara Kepala Bakeuda Kabupaten Trenggalek Hartoko menyampaikan bahwa total dana BTT yang ada adalah 34 miliar. Dari total dana tersebut 14 miliar digunakan untuk dana cadangan Pilkada, 6 miliar digunakan untuk kegiatan pada Dinas PUPR (Pekerjaan Umum dan Penataan Ruang) yang melampaui tahun anggaran.
“Dan lainnya itu mungkin bisa digunakan untuk itu,(bantuan sosial)” terangnya.
Lebih lanjut Hartoko menjelaskan bahwa dana BTT nanti akan di prioritaskan pada penanganan tanggap darurat dan pembangunan sarana dan kegiatan mendesak yang harus dilakukan.
Adapun tanggap darurat itu sambungnya seperti penyediaan makanan bagi korban bencana, penyediaan air bersih, membersihkan jalan akibat material longsor maupun banjir.
“Kegiatan mendesak yang harus kita lakukan itu suatu contoh sarpras (sarana dan prasarana) yang memang ketika tidak ditangani akan menimbulkan kerugian yang besar,” ujarnya.