Sadis, Dukun Pengganda Uang di Banjarnegara Bunuh 11 Korban

"Ini di rumahnya Pak Slamet. Buat jaga-jaga kalau umur ayah pendek, misal ayah tidak ada kabar sampai Minggu, langsung saja ke lokasi bersama aparat," bunyi pesan tersebut.

Kanaltujuh.com –

Dukun pengganda uang di Banjarnegara, Jawa Tengah, telah mengejutkan masyarakat karena pelakunya diduga telah membunuh 11 korban.

Iklan

Pelaku bernama Slamet Tohari (45) mengklaim bahwa ia memiliki kemampuan untuk melipatgandakan uang yang diberikan korban kepadanya.

Motif pembunuhan ini terkait dengan aksi penipuan yang dilakukan oleh pelaku selama lima tahun belakangan. Slamet menjanjikan kepada korbannya bahwa uang yang disetorkan akan dilipatgandakan menjadi Rp 5 miliar.

Salah satu korban, PO, telah memberikan uang sebesar Rp 70 juta kepada Slamet namun uang tersebut tidak kunjung dihasilkan. Ketika korban menagih uangnya, pelaku kesal dan akhirnya membunuhnya dengan cara diracun.

Sebelum dinyatakan hilang, PO sempat mengirim pesan WhatsApp kepada pihak keluarga supaya anaknya datang ke rumah Slamet bersama aparat jika ia tidak ada kabar selama beberapa hari.

“Ini di rumahnya Pak Slamet. Buat jaga-jaga kalau umur ayah pendek, misal ayah tidak ada kabar sampai Minggu, langsung saja ke lokasi bersama aparat,” bunyi pesan tersebut.

Setelah mendapat pesan tersebut, pihak keluarga tidak mendapat kabar apapun setelah kerabatnya itu mendatangi rumah Slamet. Pihak keluarga kemudian melapor ke Polres Banjarnegara pada Senin (27/3/2023) dan polisi segera terjun ke TKP untuk penyelidikan.

Namun, ketika mendatangi Slamet, polisi mendapati temuan bahwa PO telah dikubur di sebuah lahan perkebunan.

“Korban (PO) telah dikubur di jalan setapak menuju ke hutan di Wanayasa,” kata Kapolres Banjarnegara AKBP Hendri Yulianto.

Bermula dari titik penguburan PO, polisi kemudian menemukan sepuluh jenazah lain pada lokasi yang tidak berjauhan.

Hendri menyampaikan, pembunuhan yang diduga dilakukan oleh Slamet terkait dengan aksi penipuan yang dilakukan pelaku selama lima tahun belakangan.

“Korban terus menagih mana hasil penggandaan uangnya. Akhirnya tersangka kesal dan memberikan minuman berisi potas kepada korban,” jelas Hendri.

Dari temuan tersebut, polisi telah menemukan sebelas korban, termasuk PO, yang diduga dibunuh oleh Slamet, namun sebagian besar identitasnya belum diungkap.

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *