Trenggalek, Kanaltujuh.com –
Dalam upaya mencegah penyebaran paham radikalisme, Badan Kesatuan Bangsa dan Politik (Bakesbangpol) Kabupaten Trenggalek menggelar Seminar Anti Radikalisme di gedung Bhawarasa Kabupaten Trenggalek, Kamis (15/6/2023).
Kepala Bakesbangpol Trenggalek Widarsono dalam sambutannya menyampaikan bahwa maksud dari kegiatan ini adalah untuk menambah pengetahuan serta wawasan bagi kaum remaja agar tidak mudah terprovokasi dengan faham radikalisme dan terorisme.
“Tujuan kegiatan ini untuk menginspirasi dan membuka wawasan dan menanamkan rasa kebhinekaan serta menumbuhkan jiwa Pancasila dengan jiwa persatuan bangsa serta untuk menumbuhkan suatu pemahaman bela negara berdasarkan Pancasila,” kata Widarsono.
Sementara Tenaga Ahli Pencegahan Radikalisme Ektrimisme dan Terorisme Mabes Polri Islah Bahrowi mengatakan kelompok radikal maupun kelompok ekstrim atau kelompok yang mengarah pada teror saat ini jika ingin merekrut anggota tidak perlu bertatap muka.
“kelompok-kelompok yang mengusung ajaran ini untuk menginfiltrasi pemikiran anak muda ini bisa lewat media digital dan lain sebagainya,” kata Islah Bahrowi yang sekaligus menjadi narasumber dalam kegiatan ini.
Kabupaten Trenggalek sendiri kata dia disebut sebagai wilayah yang relatif landai dan aman dari penyebaran faham radikalisme. Kendati demikian, yang menjadi ancaman bagi Kabupaten Trenggalek adalah ketika generasi muda Trenggalek harus melanjutkan studi di luar Trenggalek maka tingkat terpapar faham radikalisme terbilang tinggi.
“Karena disini ada temuan, ada salah satu anak pintar, pernah memenangkan olimpiade matematika di Ukraina lalu kemudian dia kuliah di Surabaya dan disanalah dia terpapar, bergabung ke ISIS di Suriah dan sampai hari ini belum kembali ke Trenggalek,” terangnya.
“Nah ini yang menjadi kekawatiran kita bahwa anak muda Trenggalek harus dibentengi sebelum mereka itu pergi keluar dari Trenggalek,” tambahnya.
Adapun cara untuk membentengi hal tersebut sambungnya adalah dengan menyampaikan bahwa agama adalah satu entitas yang diturunkan oleh Tuhan, supaya manusia itu tertib dan mengembalikan fungsi agama bahwa agama ini adalah satu bejana untuk menghargai manusia dan menciptakan kedamaian.
“kebencian-kebencian atas nama agama ini merupakan postur utama dari kelompok-kelompok radikal demi memuluskan tujuan-tujuannya. Nah ini yang kita berikan kepada mereka, berusaha membuka rasionalitas berpikir anak muda bahwa dengan beragama justru seharusnya manusia itu mencintai manusia,” jelasnya.
“karena fungsi dari agama ini adalah menyebarkan cinta bukan justru caci maki, kebencian dan sebagainya, bukan itu,” imbuhnya.
Kelompok radikal saat ini sebutnya rata-rata berusaha menguasai generasi muda untuk keberlangsungan ideologinya. “Makanya ini anak-anak muda ini kita bentengi lah. Kita bentengi dengan pemahaman kebangsaan yang benar dan pemahaman fungsi-fungsi agama sesuai dengan fungsi yang asli dari agama itu,” urainya.