TKN Prabowo-Gibran Ungkapkan Strategi Untuk Kejar Tujuan Net Zero Emission

Kanaltujuh.com –

Tim Komunikasi Nasional (TKN) Prabowo-Gibran, yang dipimpin oleh Budisatrio Djiwandono, mengungkapkan langkah-langkah yang akan diambil oleh pasangan calon presiden dan calon wakil presiden nomor urut 2, Prabowo Subianto dan Gibran Rakabuming Raka, untuk mencapai target net zero emission

Iklan

Upaya ini mencakup penurunan jejak karbon dan jejak air untuk berbagai produk dan aktivitas, serta dorongan untuk penggunaan bioplastik sebagai alternatif plastik guna mengurangi sampah plastik dan emisi gas rumah kaca. 

“Penurunan emisi dari jejak karbon kegiatan manusia tentu jadi yang utama dan ini membutuhkan kebijakan dan edukasi. Pembiasaan penggunaan kendaraan umum, kendaraan listrik yang lebih rendah emisi bisa jadi pilihan. Termasuk juga proses industri makanan dan berbagai produk yang rantai karbonnya panjang. Memang butuh keberpihakan,” jelas Budi, dalam keterangan tertulisnya di Jakarta, Kamis (18/01/2024).

Prabowo-Gibran juga berkomitmen pada pengelolaan tanah, air, dan hutan secara lestari, dengan fokus mengakselerasi pengembangan sumber daya alam terkait ekonomi hijau dan menyempurnakan regulasi perdagangan karbon.

“Sampah plastik kita masih tinggi dan ini menghasilkan gas rumah kaca. Terkait hal ini, dalam visi misi Prabowo-Gibran bahkan dituliskan khusus mengenai percepatan penggunaan bioplastik sebagai ganti plastik. Ini juga untuk mengurangi emisi,” imbuhnya.

“Emisi karbon terbesar kita itu berasal dari sektor kehutanan dan pertanian. Jadi, memang dibutuhkan pengelolaan tanah air dan hutan kita secara lestari. Hutan seharusnya penyerap karbon, bukan memproduksi karbon karena adanya kebakaran hutan. Ini juga jadi perhatian,” imbuhnya.

Terakhir, Budisatrio menyebut bahwa Prabowo-Gibran juga akan terus mengakselerasi pengembangan sumber daya alam yang terkait dengan ekonomi hijau, melalui penyerapan dan pelepasan karbon.

“Dan terkait regulasi perdagangan karbon yang baru saja berjalan, kita akan melakukan penyempurnaan regulasi terkait carbon trade (perdagangan karbon) dan kelengkapan lembaga penunjangnya di Bursa Efek Indonesia,” tutur Budi.

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *