Faisal Basri Kritik Program Makan Siang Gratis Prabowo-Gibran: Masih Buram dan Sentralistik

Faisal Basri Kritik Program Makan Siang Gratis Prabowo-Gibran: Masih Buram dan Sentralistik
Ekonom senior Universitas Indonesia (UI) Faisal Basri/Foto: Kanaltujuh.com

Kanaltujuh.com –

Ekonom senior dari Universitas Indonesia (UI) Faisal Basri mengkritik program makan siang gratis yang diusung oleh Prabowo Subianto-Gibran Rakabuming Raka yang saat ini memimpin dalam perhitungan suara Pilpres 2024. Faisal meragukan anggaran Rp 15 ribu per anak yang direncanakan.

Iklan

“Rp 15 ribu di Jakarta dan Jogja, beda. Beda wilayah, beda harga. Masak mau dipukul rata semua,” kata Faisal di  Gedung Tempo, Senin, 4 Maret 2024.

“Grand design-nya masih acak-acakan. Masih buram,” tambahnya.

Menurutnya harga bahan makanan dapat berbeda di setiap wilayah.

Dia juga menyatakan bahwa program ini terkesan sentralistik untuk seluruh Indonesia, tanpa mempertimbangkan karakteristik dan kebutuhan setiap wilayah.

Faisal juga menyoroti ketidakjelasan dalam penentuan menu dan asal-usul bahan makanan yang akan disediakan.

“Apakah orang lokal, atau dari nasional?” ucap Faisal.

“Misal menunya harus nasional, tahu tempe, kedelainya juga masih impor,” terangnya.

Sebelumnya, Menteri Koordinator Bidang Perekonomian Airlangga Hartarto menyatakan bahwa pemerintah telah mengumpulkan data tentang jumlah ibu hamil, balita, dan anak-anak sekolah dari TK, SD, dan SMP. Data tersebut akan digunakan untuk menghitung anggaran untuk program makan siang gratis.

Airlangga menjelaskan bahwa dengan defisit anggaran APBN sebesar 2,4-2,8 persen, anggaran untuk program makan siang gratis sudah dapat dialokasikan sesuai dengan rencana quick wins presiden terpilih.

“Jadi terkait program, kita lihat dengan (target) defisit anggaran (APBN) 2,4-2,8 persen itu untuk program quick wins presiden terpilih mendatang pos-posnya sudah bisa masuk,” ujar Airlangga.

Selain itu, ia juga menginformasikan bahwa anggaran untuk program ini adalah sekitar Rp 15 ribu per anak, dan akan diterapkan secara merata di seluruh Indonesia, meskipun ia belum membeberkan wilayah mana saja yang akan mendapatkan program ini.

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *