Kim Jong-Un Sebut K-pop Dapat Merusak Generasi Muda Korea Utara

Kim Jong-Un
Pemimpin Korea Utara, Kim-Jong Un/Foto: Grid

Jakarta, Kanaltujuh.com – Pemimpin Korea Utara Kim Jong-Un menyebut K-pop seperti sebuah kanker ganas dalam perang budaya. Menurutnya, K-pop dengan gaya busananya, gaya rambut, pidato dan perilakunya, dapat merusak generasi muda Korea Utara.

Dilansir dari Tempo.co (13/6), Kim memperingatkan apabila K-pop dibiarkan, maka itu bisa membuat Korea Utara hancur seperti tembok yang lembab.

Iklan

K-pop dari Korea Selatan saat ini sudah mendapat penggemar dari berbagai belahan dunia. Namun Korea Utara ingin menghentikan perang budaya baru tersebut.    

Dalam beberapa bulan terakhir, di Korea Utara hampir tiada hari tanpa pemberitaan tentang Kim atau pemberitaan media milik pemerintah yang mewartakan perlawanan terhadap anti-sosialis dan non-sosialis, khususnya soal film-film Korea Selatan, K-drama dan video-video klip K-pop.

Kim waswas generasi muda Korea Utara lebih mudah menerima pengaruh dari luar sehingga dia merasa harus menancapkan cengkramannya.

Kim telah memerintahkan otoritas di Korea Utara untuk mengeluarkan invasi budaya tersebut. Kim biasa memperlihatkan amarahnya ketika ekonomi Korea Utara sedang lesu atau diplomasinya dengan negara-negara Barat terhenti.   

“Anak-anak muda Korea Utara berfikir mereka tidak punya utang apapun ke Kim Jong Un. Dia (Kim) harus menegaskan lagi kendali ideologinya pada anak-anak muda Korea Utara jika dia tidak mau kehilangan pondasi masa depan dinasti keluarganya,” kata Jung Gwang-il, seorang pembelot dari Korea Utara, yang membuka jaringan untuk menyelundupkan lagu-lagu K-pop masuk ke Korea Utara.   

Keluarga Kim sudah berkuasa di Korea Utara selama tiga generasi. Kesetiaan kaum milenial di Korea Utara sering menjadi ujian bagi Pyongyang.

Propaganda lawas Korea Utara menggambarkan Korea Selatan sebagai neraka hidup, yang dipenuhi dengan pengemis. Namun melalui K-drama yang pada awalnya diselundupkan lewat kaset dan CD, generasi muda Korea Utara mulai menyadari saat mereka mengalami kelaparan, masyarakat Korea Selatan berlomba-lomba ingin diet.

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *