Jakarta, Kanaltujuh.com –
Ilmuwan Afrika Selatan mendeteksi varian baru virus corona yang dikenal dengan C.1.2.Varian C.1.2 terdeteksi pertama kali pada Mei lalu dan sudah menyebar di penjuru Afrika Selatan serta setidaknya tujuh negara di Afrika, Asia, Eropa, dan Oseania.
Para peneliti masih melanjutkan studinya dan belum dapat mengkonfirmasi apakah varian C.1.2 lebih menular dan mampu menangkal antibodi vaksin.
Akan tetapi, para peneliti sejauh ini mengatakan varian C.1.2 ini banyak mengandung mutasi yang terkait dengan varian corona lain. Mutasi corona ini disebut juga menurunkan sensitivitas terhadap antibodi penetralisir.
“Saat ini kami sedang menilai dampak varian ini dalam proses netralisasi antibodi pada orang yang terinfeksi virus SARS-CoV-2 atau mendapatkan vaksinasi SARS-CoV-2 di Afrika Selatan,” ujar tim peneliti di laporannya.
“Varian ini telah terdeteksi selama gelombang ketiga infeksi Covid-19 di Afrika Selatan mulai Mei 2021 dan telah terdeteksi di tujuh negara lain di Eropa, Asia, Afrika, dan Oseania. Identifikasi varian baru SARS-CoV-2 umumnya dikaitkan dengan gelombang infeksi baru,” kata tim peneliti menambahkan.
Namun hingga saat ini, dikutip Reuters, data pengurutan genom dari Afrika Selatan menunjukkan varian C.12 masih jauh untuk menggantikan varian Delta yang dinilai masih menjadi yang paling menular dan berbahaya sejauh ini.