Jakarta, Kanaltujuh.com –
Juru Bicara Kementerian Komunikasi dan Informatika (Kominfo) Dedy Permadi mengajak masyarakat untuk memerangi hoax demi mengoptimalkan komunikasi publik yang efektif.
Kementerian Kominfo sebagai leading sector bidang komunikasi publik pemerintah, telah dan akan terus mengorkestrasi komunikasi publik lintas Kementerian/Lembaga baik terkait isu Covid-19, program prioritas pemerintah, maupun penyelenggaraan kegiatan nasional dan internasional.
“Kementerian Kominfo telah mendiseminasikan kebijakan dan program Pemerintah, serta event internasional dan nasional, seperti komunikasi publik Program KPCPEN (Komite Penangan Covid-19 dan Pemulihan Ekonomi Nasional),” kata Dedy dalam keterangannya, Jumat (31/12).
“(Selanjutnya) Diseminasi informasi program-program prioritas pemerintah di bidang Polhukam, bidang Perekonomian dan Maritim, serta bidang Pembangunan Manusia dan Kebudayaan (PMK); dan diseminasi informasi kegiatan nasional seperti PON XX Papua 2021,” imbuhnya.
Menyambut tahun 2022, Kementerian Kominfo akan melanjutkan kerja-kerja komunikasi publik baik untuk penanganan Covid-19 dan Pemulihan Ekonomi Nasional, maupun kegiatan-kegiatan nasional dan internasional yang akan diselenggarakan sepanjang tahun 2022.
Merujuk arahan Menteri Kominfo, komunikasi publik harus berhasil dan menyasar seluruh lapisan elemen masyarakat.
“Komunikasi publik akan terus diamplifikasi dengan menyasar target masyarakat yang lebih luas, termasuk untuk diseminasi informasi terkait Presidensi G20 Indonesia, perhelatan MotoGP Mandalika, dan 7th Global Platform for Disaster Risk Reduction (GPDRR). Di saat bersamaan, komunikasi publik Program KPCPEN terus dilakukan guna mempercepat pemulihan pascapandemi,” lanjut Dedy.
Namun demikian, terdapat pula tantangan yang perlu diantisipasi bersama pada saat melaksanakan kerja-kerja komunikasi publik, diantaranya persebaran hoax, informasi bohong maupun info.
“Oleh karenanya Kementerian Kominfo mengajak seluruh elemen masyarakat untuk bersama-sama menanggulangi, melawan hoaks dan informasi yang menyesatkan di tengah pandemi Covid-19 ini,” katanya.