Komisi III DPRD Trenggalek dan OPD Sepakati Penentuan SSH

Beda Pendapat Antara Ketua Komisi III dan Kadin PUPR Soal Survey SSH
Ketua Komisi III DPRD Trenggalek, Pranoto/Foto: Kanaltujuh.com

Trenggalek, Kanaltujuh.com –

Bila sebelumnya komisi III DPRD dan OPD (Organisasi Perangkat Daerah) terkait berbeda pendapat soal penentuan Standar Satuan Harga (SSH) material konstruksi yang nantinya akan digunakan oleh pihak ketiga, kali ini melalui rapat kerja di gedung DPRD akhirnya disepakati secara bersama.

Iklan

Ketua Komisi III DPRD Trenggalek Pranoto menyampaikan kesepakatan itu tercipta setelah adanya persamaan persepsi antara komisi III DPRD dan OPD terkait di ruang rapat kerja.

“Kita tadi menyamakan persepsi,” ungkap Pranoto usai memimpin rapat di gedung DPRD Trenggalek, Senin (14/2/2022).

Baca Juga:
Memperingati HKGB Ke-72, Bhayangkari Polres Lamongan Droping Air Bersih Kepada Warga Terdampak Kekeringan

Pranoto melanjutkan setelah adanya persamaan persepsi, ia meminta agar OPD terkait segera memutuskan hal tersebut secepatnya, mengingat SSH itu merupakan pijakan perencanaan dalam menyusun HPS (Harga Perkiraan Sendiri).

Ditanya soal penyebutan merk untuk material yang akan digunakan oleh pihak ketiga, Pranoto mengatakan bahwa komisi III tidak melarang terkait penyebutan merk. ia hanya menyarankan hendaknya penyebutan merk tidak hanya satu item saja.

“Tidak ada dari komisi III untuk melarang menyebut merk, cuma mbok ya jangan satu merk,” pintanya.

Sementara petugas survey dari Dinas PUPR (Pekerjaan Umum dan Penataan Ruang) Kabupaten Trenggalek Anang Prayogo menyampaikan SSH yang disepakati meliputi berbagai item diantaranya besi dan pasir.

Baca Juga:
Politisi Gerindra Usul Tanah Milik Daerah Yang Mengkrak Dikerjasamakan Dengan Pihak Swasta

“Untuk besi sesuai kesepakatan harga per kilo 12 ribu untuk dataran rendah. Sementara pasir untuk dataran tinggi 350 ribu per kubik,” kata Anang ketika ditemui diruang kerjanya, Selasa (15/2/2022).

Menanggapi soal penyebutan merk, Anang mengatakan selama ini Dinas PUPR tidak pernah menggunakan atau menyebut merk dalam SSH.

Dinas PUPR yang sering ia ketahui lanjutnya lebih sering menggunakan istilah setara ketimbang menyebut merk.

“Kalau setara itu kan banyak item yang bisa digunakan nantinya, yang penting setara dalam kualitasnya,” pungkasnya.

Baca Juga:
DPRD Sukoharjo Belajar Pembentukan Unsur Pimpinan dan AKD di DPRD Trenggalek

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *