WHO Soroti Sejumlah Negara Yang Tinggalkan Prokes, Sebut Terlalu Prematur

WHO Soroti Sejumlah Negara Yang Tinggalkan Prokes, Sebut Terlalu Prematur
Foto: KTLA

Jakarta, Kanaltujuh.com –

Sejumlah negara di dunia mulai meninggalkan protokol kesehatan yang selama ini diterapkan guna untuk mencegah merebaknya kasus Covid-19.

Iklan

Padahal saat ini kasus infeksi secara global tengah meningkat secara masif akibat meningkatnya varian Omicron.

Misalnya Perancis, Italia, Swiss, Republik Dominika, di beberapa negara bagian di Amerika Serikat yang mulai tinggalkan kewajiban bermasker saat di luar rumah.

Terkait fenomena itu, Organisasi Kesehatan Dunia (WHO) menyebut keputusan yang diambil oleh sejumlah negara ini sebagai sesuatu yang terlalu prematur.

Pendapat ini disampaikan oleh Direktur Eksekutif Program Darurat Kesehatan WHO, Dr Mike Ryan dalam sesi Live Q&A on #COVID19 Variant of Concern, Selasa (16/2/2022).

“Gagasan untuk kita meninggalkan semua upaya protokol kesehatan ini, saya kira sebuah konsep yang sangat prematur di banyak negara untuk saat ini,” ujar Ryan.

Ryan menyebut apa yang dilakukan banyak negara saat ini untuk menghapus kewajiban bermasker, membatasi kerumunan, dan pelonggaran yang lainnya, hanya akan berdampak pada makin panjangnya umur pandemi ini akan berlangsung.

“Kami pahami keinginan untuk kembali ke normal ini. Tapi keinginan untuk sepenuhnya kembali ke kehidupan normal, justru akan membuat pandemi itu bertahan lebih lama dari yang semestinya,” jelas Ryan.

Ia menyadari, ada banyak tekanan secara politik untuk segera membuka perbatasan, melonggarkan aturan, dan sebagainya.

Akan tetapi, ia mengingatkan bahwa saat ini semuanya belum ada di posisi yang sepenuhnya aman.

Lalu, apabila negara-negara tetap nekat melakukan hal itu, maka masyarakat dunia bisa jadi berakhir dalam situasi yang lebih buruk.

Ryan pun mengajak semua orang untuk kembali berpikir dan melakukan tindakan yang efeknya adalah kebaikan, meskipun hasil kebaikan itu tidak seberapa besar, namun jika dilakukan bersama-sama, maka dampaknya akan tetap dirasakan.

“Kurangi risiko untuk terpapar, kurangi peluang menginfeksi orang lain, jadilah pintar, lindungi dirimu, lindungi orang lain, vaksin. Jika kita semua melakukan itu, jika semua melakukannya meskipun sedikit saja, maka risiko terjadinya hal buruk akan berkurang,” pungkasnya.

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *