Menjaga Iman adalah Kunci Bahagia Dunia dan Akhirat

Foto : Rahmat Satya Budiman Mahasiswa Kampus STEI SEBI Depok
Foto : Rahmat Satya Budiman Mahasiswa Kampus STEI SEBI Depok

kanaltujuh.com

Dalam kehidupan yang penuh dinamika ini, setiap manusia membutuhkan pegangan yang kokoh agar tidak mudah tergelincir dalam kesesatan. Bagi umat Islam, pegangan itu adalah akidah dan iman. Keduanya bukan sekadar konsep spiritual, melainkan fondasi utama yang menentukan arah hidup, tujuan akhir, serta bagaimana kita menyikapi berbagai peristiwa yang hadir dalam keseharian.

Akidah secara sederhana berarti keyakinan yang tertanam dalam hati mengenai keesaan Allah, kenabian Muhammad SAW, dan kebenaran ajaran Islam. Dari sinilah tumbuh iman—yakni kepercayaan yang disertai pembenaran dalam hati, pengucapan dengan lisan, serta pengamalan dalam perbuatan. Iman bukan hanya diucapkan, tetapi harus dibuktikan melalui sikap dan tindakan. Kekuatan iman memberi ketenangan dalam menghadapi ujian. Orang yang memiliki akidah yang lurus dan iman yang kuat akan mampu bersikap sabar dalam kesulitan dan bersyukur dalam kelapangan. Ia tidak mudah terombang-ambing oleh pengaruh lingkungan atau tren yang menyimpang dari ajaran Islam.

Namun, menjaga akidah dan memperkuat iman tidaklah mudah di era digital ini. Arus informasi yang bebas, pemikiran sekuler, hingga godaan materialisme dapat menggerus keimanan secara perlahan. Oleh karena itu, penting bagi setiap Muslim untuk terus menuntut ilmu, bergaul dengan lingkungan yang baik, serta rutin melakukan introspeksi diri. Salah satu cara sederhana namun efektif adalah dengan memperbanyak zikir dan memperkuat hubungan dengan Al-Qur’an.

Umat Islam juga harus memahami bahwa iman itu dinamis, kadang naik, kadang turun. Maka dari itu, jangan berputus asa saat merasa jauh dari Allah. Sebaliknya, jadikan momen itu sebagai panggilan untuk kembali mendekat, memperbaiki diri, dan menghidupkan kembali semangat spiritual yang mungkin sempat redup.

Menjaga akidah dan memperkuat iman bukanlah tugas sesaat, melainkan perjalanan seumur hidup. Namun di sanalah letak keindahannya, sebab dalam setiap langkah mendekat kepada Allah, tersimpan ketenangan, petunjuk, dan kebahagiaan yang tak bisa dibeli dengan apa pun.

Rahmat Satya Budiman, Mahasiswa Kampus STEI SEBI Depok

Penulis: Rahmat Satya Budiman, Mahasiswa Kampus STEI SEBI DepokEditor: herman subagio

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *