Jakarta, Kanaltujuh.com –
Pemerintah Kota Shanghai, Tiongkok, memberlakukan kebijakan menunda ujian nasional (gaokao) masuk sekolah menengah hingga perguruan tinggi selama sekitar satu bulan menyusul masa krusial penguncian wilayah (lockdown) yang berkepanjangan.
Shanghai telah lakukan lockdown ketat selama satu bulan lebih akibat lonjakan kasus Covid-19 di Tiongkok. Lonjakan kasus virus corona ini terjadi kala puluhan negara lainnya justru mulai melonggarkan bahkan mencabut pembatasan akibat pandemi.
Dikutip Reuters, Shanghai menunda ujian nasional masuk SMA hingga 11-12 Juli mendatang. Sementara itu, ujian masuk universitas ditunda hingga 7-9 Juli mendatang.
Menurut Wakil Wali Kota Shanghai Chen Qun, salah satu pertimbangan penundaan adalah para siswa harus diberi waktu yang cukup untuk belajar di sekolah guna mempersiapkan diri menghadapi ujian tersebut.
Menurut dia, para pelajar kemungkinan tidak dalam kondisi yang prima jika langsung melaksanakan ujian setelah berdiam diri di rumah dalam waktu yang relatif lama.
Otoritas setempat juga membatalkan ujian praktik mata pelajaran fisika, kimia, dan bahasa Inggris (listening and speaking) di SMA karena kesulitan penyelenggaraan di tengah upaya pencegahan dan pengendalian wabah Covid-19 varian Omicron.
Sejak akhir Februari 2022 hingga Rabu (4/5/2022) di Shanghai terdapat 601.942 kasus Covid-19, termasuk kasus tanpa gejala. Sebanyak 503 warga setempat meninggal akibat wabah terbaru itu, menurut data The Lancet.
Penundaan ujian nasional sejauh ini juga diterapkan di beberapa kota lain di luar Shanghai, menurut media setempat.
Pihak berwenang Tiongkok pun mengatakan tidak akan ada pelonggaran pembatasan pandemi dalam waktu dekat.
Pejabat tinggi Partai Komunis yang merupakan sekutu dekat Presiden Xi Jinping, Li Qiang, bahkan mengisyaratkan pemerintah Tiongkok perlu mengeluarkan perintah militer di semua tingkatan dan mengambil tindakan lebih tegas untuk mengatasi perang besar melawan wabah Covid-19 terbaru ini.
Demi mengantisipasi penyebaran Covid-19 lebih lanjut, Shanghai dan beberapa kota di Tiongkok bahkan telah membangun ribuan pos pemeriksaan PCR permanen. Tiongkok ingin menjadikan tes PCR sebagai pengujian rutin yang dilakukan warga sehari-hari di masa depan.
Selain itu, pihak berwenang juga menerapkan sejumlah langkah ekstrem seperti memblokade sejumlah kompleks apartemen dan perumahan yang memiliki banyak kasus Covid-19.