Trenggalek, Kanaltujuh.com –
Bupati Trenggalek Moch. Nur Arifin mengatakan ada tiga hal penting yang akan menjadi sasaran pembangunan Kabupaten Trenggalek di tahun 2024 mendatang. Yang pertama melestarikan lingkungan hidup, mendekatkan pelayanan dan yang ketiga pengentasan kemiskinan ekstrem.
Berbicara tentang pelestarian lingkungan hidup, Bupati Arifin meminta dalam mendiskusikan kegiatan Musrenbang (Musyawarah Rencana Pembangunan) hendaknya tidak menggantungkan dari anggaran. Alasannya karena Trenggalek tidak memiliki sumber daya dan sumber dana yang melimpah.
“Tetapi itu berbasis gerakan, itupun juga harus dipikir dan masuk didalam nomenklatur,” kata Bupati Arifin saat memberikan sambutan dalam acara Musrena Keren yang digelar di Fish Garden Desa Widoro Kecamatan Gandusari Kabupaten Trenggalek, Selasa (7/3/2023).
Bupati Arifin kemudian memberikan contoh bentuk kegiatan yang tidak harus membutuhkan anggaran diantaranya mitigasi bencana, pelestarian ligkungan hidup dan pengolahan sampah.
“Itu bisa dilakukan dan dalam tanda kutip tidak harus berkonsekwensi anggaran, tetapi setidaknya OPD (Organisasi Perangkat Daerah) pengampu, OPS terkait itu mau turun,” terangnya.
Terkait dengan pendekatan layanan kata dia abdi negara harus bisa menjadi stelsel yang aktif dan jangan hanya menunggu dikantor serta menunggu aduan dari masyarakat.
“Orang itu mau sambat ke panjenengan itu takut, sungkan, ndak tahu aksesnya, apalagi mereka yang kelompok rentan, ya kita yang turun, kita jemput, kita yang muliakan mereka,” pintanya.
“Jadi kita sama-sama aktif, sama-sama nyari. Jenengan nyari masalah, nyari siapa yang perlu dilayani, masyarakat pun juga cari solusi,” tambahnya.
Lebih lanjut Bupati Arifin mengatakan dalam terminologi pendekatan pelayanan, ia meminta pada seluruh OPD mengkampayekan nomor lapor dari Pemkab Trenggalek.
Terkait dengan kemiskina ektrem Bupati Arifin mengatakan ketika dalam data disebutkan bahwa kemiskinan ektrem di Kabupaten Trenggalek sejumlah 10.800 jiwa dan 2500 KK, ia meminta kepada Bappeda (Badan Perencanaan Pembangunan Daerah) dan Pokja pengarustamaan gender hendaknya menampilkan data terpilah gender.
“Yang kepala rumah tangga perempuan ini mereka bekerja atau tidak, bekerjanya apa, kontribusinya bagaimana,” jelasnya.
Bupati Arifin menambahkan soal stunting pada 4-5 tahun yang lalu angkanya mencapai 39 persen dan saat ini angka stunting di Kabupaten Trenggalek menurun menjadi 19 persen.
“Kita masih punya PR(Pekerjaan Rumah) menurunkan sampai dibawah 14 persen,” paparnya.