Trenggalek, Kanaltujuh.com –
Ketua PMI (Palang Merah Indonesia) Kabupaten Trenggalek Mulyadi WR menyesalkan sikap dari 2 Bank di Kabupaten Trenggalek yang tidak berpartipasi mensukseskan bulan dana PMI. Pernyataan ini disampaikan Mulyadi di sela-sela agenda Musyawarah Kerja PMI Trenggalek yang digelar di Gedung Bhawarasa, Pendopo Kabupaten Trenggalek, Selasa (05/12/2023).
Awalnya Mulyadi mengatakan pada bulan dana PMI, masyarakat dan sebagian besar instansi yang ada di Kabupaten Trenggalek diminta memberikan kontribusi berupa karcis donasi yang dikeluarkan oleh PMI yang nilainya 2 ribu rupiah untuk satu karcis.
“Hanya 2 instansi yang tidak mau memberikan bantuan bahkan karcisnya dikembalikan,” kata Mulyadi.
Mulyadi mengaku tidak mengetahui apa yang menjadi alasan kedua instansi tersebut tidak memberikan kontribusi, “Saya tidak tahu kenapa alasannya itu,” sesalnya.
Menurutnya nilai 2 ribu rupiah untuk tiap karyawan yang ada di kedua instansi tersebut tentu nilainya tidak begitu besar.
Lebih lanjut, mantan Bupati Trenggalek periode 2000-2005 dan 2010-2015 menyampaikan bukan masalah nilai rupiahnya yang ia persoalkan, namun ia melihat bahwa kedua instansi tersebut terkesan tidak memiliki rasa peduli terhadap sesama.
“Kenapa dia tidak mau peduli terhadap kemanusian ini yang saya sesalkan,” tandasnya.
Ia kemudian mengatakan hasil dana yang diperoleh dari dana bulan PMI tersebut disalurkan untuk kegiatan sosial diantaranya memberikan bantuan air bersih sejumlah 3 tangki di saat musim kemarau di desa Ngrencak, Besuki, dan Karanganyar.
Selain itu kata dia PMI juga menyediakan dapur umum, memberikan bantuan sembako dan mengirimkan sejumlah bantuan sosial ketika bencana melanda di Kabupaten Lumajang. Bahkan terakhir PMI Trenggalek juga mengirimkan bantuan sosial di Gaza Palestina.
“Itulah betul-betul untuk kegiatan sosial. Oleh karena itu kedepan kesadaran masyarakat untuk memberikan bantuan. Satu karcis hanya 2 ribu rupiah,” pungkasnya.