Trenggalek,kanaltujuh.com
Wakil Ketua DPRD Trenggalek M.Hadi mengaku tidak sepakat apabila dana pinjaman Daerah digunakan untuk pembangunan Kota Atraktif senilai Rp.6 miliar dan Rp.5 miliar untuk Rehab Kawasan Wisata Gua Lowo.
M. Hadi mengatakan dana pinjama Pemerintah Daerah Kabupaten Trenggalek tahun 2026 nanti total senilai Rp.70 miliar. Dari angka itu Rp.6 miliar diantaranya akan digunakan untuk pembangunan Kota Atraktif dan Rp.5 miliar untuk Rehab Kawasan wisata Gua Lowo.
M. Hadi melanjutkan dalam rapat Badan Anggaran (Banggar) kemarin (25/11) dirinya dan beberapa komisi sangat tidak menyetujui apabila dana pinjaman digunakan untuk pembangunan Kota Atraktif.
“Sangat tidak menyetujui terkait besaran anggaran,” kata M. Hadi di Gedung DPRD Trenggalek, Rabu (26/11/2025).
M.Hadi menilai kebutuhan anggaran untuk pembangunan Kota Atraktif dimasa efeisensi seperti sekarang tidak masuk dalam skala prioritas. Alasannya karena saat ini banyak infrastruktur terutama jalan yang mengalami kerusakan yang cukup parah.
“kalau kita punya empati kepada masyarakat ya itu (perbaikan Jalan) yang prioritas yang dikehendaki masyarakat,” jelasnya.
Politisi dari PKB ini kemudian menerangkan bahwa anggaran senilai Rp.6 miliar tersebut akan digunakan untuk Rehabilitasi Alun-Alun Trenggalek, Kawasan Hutan Kota dan perbaikan Drainase.
Hadi bilang bila sebagian anggaran Rp.6 miliar tersebut digunakan untuk perbaikan Drainase yang ada di kawasan perkotaan seperti Drainase depan Kharisma Agung Jalan Panglima Sudirman dan Drainase di kelurahan Sumbergedong, pihaknya mengaku tidak masalah.
Namun bila anggaran tersebut dialokasikan untuk rehab Alun-Alun dan Hutan Kota, Hadi mengaku sangat tidak setuju,’Sangat-sangat tidak setuju,’ tegasnya.
Lebih jauh Hadi mengungkapkan saat ini jalan lintas antar kecamatan banyak yang mengalami kerusakan yang sangat parah, salah satu contohnya adalah jalan lintas kecamatan Munjungan dan Dongko yang saat ini tidak bisa dilewati oleh kendaraan roda empat.
“Karena apa, karena sudah parah kerusakannya itu,”ungkapnya.
Meski kondisi jalan lintas kecamatan Munjungan-Dongko kondisinya rusak parah kata Hadi akan tetapi masih digunakan sebagai urat nadi ekonomi oleh pedagang utamanya pedagang sayur atau dalam istilah Trenggalek disebut Bakul Ethek.
Selain menolak anggaran untuk Kota Atraktif, Hadi juga menolak terkait rencana Pemkab Trenggalek yang akan mengalokasikan anggaran Rp. 5 miliar untuk rehab kawasan Wisata Gua Lowo yang lokasinya di kecamatan Watulimo.
Menurutnya rehab terhadap kawasan wisata Gua Lowo memang terbilang penting namun hal itu tidak mendesak untuk saat ini.
Hadi juga mengaku heran kenapa Gua Lowo harus direhab sementara disatu sisi Gua Lowo akan dikelola oleh pihak swasta.
“Mestinya kalau memang di pihak ketigakan, ya mulai nol itu, mulai sekarang anggaran dari pihak ketiga, tidak perlu dianggarkan dari duit utangan. Lah ini duit utangan akan digelotor 5 miliar kesana, setelah itu pengelolaannya diserahkan pihak ketiga, enak betul, ini sangat lucu,” ujarnya
“Makanya tadi saya gak ikut (rapat) paripurna, secara pribadi saya menolak itu,” tambahnya.
