Banjir Bandang Terjang Jember, Basarnas: 1 Orang Meninggal Dunia dan 1 Hilang

Jember, Kanaltujuh.com –

Bencana banjir bandang yang terjadi di wilayah Kabupaten Jember, Jawa Timur, mengakibatkan satu orang meninggal dunia dan satu lainnya masih hilang. Peristiwa ini terjadi pada Minggu sore (9/1/2022), pukul 15.00 WIB.

Iklan

Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) Jember mencatat sebanyak 150 rumah warga dan tiga fasilitas umum terdampak bencana banjir di Kabupaten Jember, Jawa Timur, pada Minggu sore karena hujan dengan intensitas sedang hingga lebat yang melanda di wilayah setempat.

“Ada tiga kecamatan yang terdampak bencana banjir, yakni Kecamatan Panti, Kaliwates dan Rambipuji,” kata Sekretaris BPBD Jember Heru Widagdo di Jember, Minggu malam.

Baca Juga:
Komisi III Minta Kenaikan Target Retibusi Parkir Tahun 2025 di Kaji Ulang

Pada Minggu pukul 13.00 WIB terjadi hujan dengan intensitas sedang hingga lebat selama lebih dari tiga jam di Kabupaten Jember, yang mengakibatkan sungai tidak mampu menampung debit air dan meluap ke permukiman warga setinggi 100-130 cm.

“Kami melakukan assesment, mengevakuasi warga yang rumahnya terendam banjir lebih dari 1 meter, mendistribusikan bantuan, mendirikan dapur umum mandiri serta membersihkan perabotan yang terkena lumpur,” katanya.

Dari beberapa lokasi banjir, yang terparah Perumahan Bumi Mangli Permai yang ketinggian airnya lebih dari 1 meter, bahkan satu mobil terseret banjir di wilayah setempat.

Baca Juga:
Gelar Reses, Wakil Rakyat dari PDIP Tampung Seluruh Aspirasi Warga

Tidak hanya kawasan perumahan yang tergenang banjir, namun jalur utama menuju Kota Jember di Jalan Hayam Wuruk juga tergenang banjir hingga hampir satu meter, sehingga kendaraan di jalur itu dan sebaliknya macet yang cukup panjang.

Tidak sedikiti kendaraan yang mogok akibat banjir tersebut. Terlihat sejumlah petugas bahu membahu membantu warga yang terjebak kemacetan serta mengatur lalu lintas dengan mengalihkan kendaraan untuk mencari jalur alternatif.

“Kami melakukan penutupan di Simpang 4 Mangli, terutama yang menuju kota, bahkan kendaraan dialihkan melalui jalur alternatif karena di sepanjang jalan tertutup banjir setinggi lutut orang dewasa,” kata Kasi Humas Polres Jember Iptu Brisan.

Baca Juga:
Komisi II DPRD Trenggalek Minta Dinas Perinaker Rasionalisasi Anggaran 2025

Tidak hanya jalan raya yang digenangi banjir dan menyebabkan kemacetan, sejumlah rumah di Kelurahan Sempusari juga sebagian terendam banjir, terutama perkampungan yang ada di belakang Kantor Otoritas Jasa Keuangan.

Bupati Jember Hendy Siswanto langsung turun ke lokasi banjir untuk mengecek dampak dari banjir yang pada Minggu malam sudah mulai surut, khususnya di Perumahan Bumi Mangli Permai.

“Sejak siang sudah melakukan monitor terhadap BPBD Jember, sehingga begitu mendengar adanya banjir, langsung siaga dan menuju lokasi,” tutur bupati.

Selain memeriksa kondisi beberapa titik sungai dan pintu air, Hendy juga memerintahkan BPBD dan seluruh pemangku kepentingan terkait untuk menangani dampak banjir dengan cepat.

Baca Juga:
Bapemperda DPRD Trenggalek Sepakati 17 Raperda Prioritas Untuk Program Tahun 2025

Hendy juga meminta warga untuk tetap tenang dan menyiapkan langkah-langkah antisipasi saat banjir terjadi di lingkungan tempat tinggal karena cuaca ekstrem masih akan berlangsung beberapa hari ke depan.

Sementara itu Komandan Tim (Dantim) Basarnas Jember Rudi Prahara mengungkapkan, satu orang meninggal dunia dan satu masih hilang akibat banjir di Kabupaten Jember.

Pasangan suami istri Matsirat (50) dan Suliha (47) warga Desa Kemiri hanyut terbawa arus banjir di Jember, Jawa Timur. Mereka terbawa arus saat tengah mencari rumput pada Minggu sore (9/1).

“Pasangan suami istri tersebut mencari rumput dan saat berada di dekat sungai, si istri terpeleset dan jatuh ke sungai, kemudian suaminya menolong hingga keduanya hanyut terbawa arus sungai,” kata Komandan Tim (Dantim) Basarnas Jember Rudi Prahara.

Baca Juga:
Anggota Dewan Iqmal Eaby Serap Aspirasi Warga Dongko, Soroti Kerusakan Jalan dan Pengembangan Penerangan

Ketika tim gabungan melakukan pencarian, Matsirat ditemukan telah meninggal dunia. Sementara itu, istrinya yakni Suliha masih belum ditemukan. Tim mulai melakukan pencarian kembali pada Senin (10/1) karena hingga Minggu malam belum ditemukan.

Baca Juga:
Dukung Kinerja Para Camat Dalam Hal Pengawasan Pembangunan di Desa, Komisi I Segera Buat Regulasi

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *