Trenggalek, Kanaltujuh.com –
Dalam rangka menciptakan kondusifitas antara perguruan pencak silat di Kabupaten Trenggalek, Badan Kesatuan Bangsa dan Politik Kabupaten Trenggalek menggelar rapat koordinasi bersama beberapa perguruan silat di lantai dua gedung Badan Kesatuan Bangsa dan Politik Kabupaten Trenggalek, jalan Cokroaminoto, Selasa (15/3/2022).
Rapat koordinasi ini membahas tentang usulan dari para pendekar perguruan pencak silat yang berniat mendirikan sebuah paguyuban bersama di Kabupaten Trenggalek.
Ketua IPSI (Ikatan Pencak Silat Indonesia) Kabupaten Trenggalek Sigit Hari Basuki menyampaikan yang menjadi latar belakang munculnya usulan tersebut adalah untuk menghindari bentrokan antar perguruan silat.
“Kalau sudah bentrok antar kelompok (perguruan silat) itu sulit sekali penyelesaiannya,” kata dia.
Sigit kemudian menjelaskan bahwa di Trenggalek saat ini terdapat 10 perguruan pencak silat yaitu Persaudaraan Setia Hati Terate, Pagar Nusa, Tapak Suci, Perisai Diri, IKSPI, Asad, Porsigal, SH Tunas Muda, Sinar Putih Suci, dan Tunas Suci.
Selama ini di beberapa desa dan dusun di Kabupaten Trenggalek terdapat sebuah tugu yang melambangkan salah satu perguruan pencak silat.
Ke depan, kata Sigit, setelah paguyuban antar perguruan tersebut terbentuk, maka akan dibangun tugu bersama yang melibatkan semua perguruan silat.
“Jadi ini kita mulai pendekatan dari sisi lain, bukan pendekatan dari sisi kompetisi dan prestasi tetapi dari sisi persaudaraan, kebersamaan, kekeluargaan, persahabatan,” jelasnya.
Ia lalu mengatakan paguyuban yang dibentuk nantinya merupakan sebuah wadah yang sifatnya non formal.
Kendati demikian dengan adanya paguyuban tersebut diharapkan ketika timbul gesekan antar perguruan silat bisa diselesaikan didalam paguyuban tersebut.
“Kalau setiap peristiwa kecil dibawah ke ranah hukum itu kasihan mereka,” kata Sigit yang saat ini masih menjabat sebagai Kepala Dinas Perhubungan Kabupaten Trenggalek.
Sementara Wakil Bupati Trenggalek Syah Natanegara menyambut positif usulan pembentukan paguyuban yang melibatkan seluruh perguruan silat di Kabupaten Trenggalek.
“Kita sangat mengapresiasi usulan daripada teman-teman pesilat yang ada di Kabupaten Trenggalek,” ucapnya.
Menurutnya usulan pembentukan paguyuban ini merupakan satu bentuk kepedulian yang ditawarkan oleh para pendekar.
Dengan adanya paguyuban tersebut ia berkeyakinan akan tercipta kondusifitas di Kabupaten Trenggalek.
Selain itu kata dia dengan adanya paguyuban, maka bisa dijadikan sebagai alat untuk menjalin silahturahmi dan komunikasi antara pemerintah Kabupaten Trenggalek dengan para pendekar.
Sementara Kepala Badan Kesatuan Bangsa dan Politik Kabupaten Trenggalek, Widarsono mengatakan rakor kali ini merupakan tindak lanjut dari beberapa diskusi yang digelar sebelumnya di Polres Trenggalek.
“Yang intinya ada inisiasi dari teman-teman perguruan silat untuk membentuk sebuah paguyuban,” kata Widarsono.
Ia berharap pembentukan paguyuban nantinya tidak hanya di tingkat Kabupaten semata. Pembentukan paguyuban diharapkan bisa terbentuk hingga tingkat kecamatan.
“Artinya apabila terjadi permasalahan itu bisa dilokalisir di wilayah itu, jadi tidak sampai berkembang kemana-mana,” harapannya.