Kanaltujuh.com –
Menanggapi kasus peneliti Badan Riset dan Inovasi Nasional (BRIN) yang mengancam warga Muhammadiyah di media sosial terkait perbedaan penetapan Idul Fitri 1444 Hijriah, Polri telah memberikan respons.
Kepala Biro Penerangan Masyarakat Divisi Humas Polri Brigjen Pol. Ahmad Ramadhan menyatakan bahwa saat ini Polri sedang melakukan penyelidikan atas kasus tersebut.
“Polri merespons adanya ancaman segala macam dengan melakukan penyelidikan,” kata Ramadhan, dikutip dari ANTARA Selasa (25/4/2023).
Sebelumnya, pada hari Senin tanggal 24 April 2023, Brigjen Pol. Adi Vivid A. Bactiar, selaku Direktur Tindak Pidana Siber di Bareskrim Polri, menyatakan bahwa mereka sedang menganalisis karakteristik psikologis atau melakukan profiling terhadap pernyataan ancaman tersebut.
“Sedang kami profiling tentang pernyataan tersebut,” kata Vivid.
Beberapa perwakilan pengurus Pimpinan Pusat Pemuda Muhammadiyah didampingi pengacara datang ke Gedung Bareskrim Polri, Jakarta pada Selasa untuk membuat laporan polisi terkait dengan komentar ancaman yang dilakukan oleh peneliti Badan Riset dan Inovasi Nasional (BRIN) terhadap warga Muhammadiyah.
Ketiga perwakilan pengurus tersebut tiba di Gedung Bareskrim Polri pada pukul 09.19 WIB dan langsung menuju ruang Sentra Pelayanan Kepolisian Terpadu (SPKT) Bareskrim Polri. Namun, mereka belum memberikan komentar apa pun sebelum membuat laporan.
Pada Senin sebelumnya, Direktur Tindak Pidana Siber Bareskrim Polri Brigjen Pol. Adi Vivid A. Bactiar mengatakan bahwa pihaknya sedang melakukan analisis psikologis terhadap pelaku yang melakukan ancaman tersebut.
Ancaman tersebut diunggah oleh peneliti astronomi BRIN, Andi Pangerang (AP) Hasanuddin, pada tautan yang diunggah oleh peneliti BRIN Thomas Jamaluddin mengenai perbedaan metode penetapan hari Lebaran 2023.
Pada awalnya, Thomas memberikan komentar bahwa Muhammadiyah telah tidak mengikuti keputusan Pemerintah karena memilih untuk menetapkan Hari Raya Idul Fitri 1444 H yang berbeda dari penetapan Pemerintah. Komentar Thomas tersebut mendapat balasan dari akun AP Hasanuddin dengan nada sinis dan ancaman. Beberapa komentar terkait perbedaan itu yang diunggah oleh AP Hasanuddin ramai dibicarakan di media sosial.
“Saya tak segan-segan membungkam kalian Muhammadiyah yang masih egosentris. Udah disentil sama Pak Thomas, Pak Marufin, dkk, kok masih gak mempan,” tulis akun AP Hasanuddin.
Setelah itu, AP Hasanuddin menanggapi unggahan Ahmad Fuazan S dengan menulis komentar balasan.
“Silakan laporkan komen saya dengan ancaman pasal pembunuhan!!! Saya siap dipenjara. Saya capek lihat pergaduhan kalian!!!” tulis AP Hasanuddin dengan huruf besar semua.