Kanaltujuh.com –
Jokowi berkeinginan agar sensus pertanian dilakukan setiap 5 tahun sekali karena biayanya yang relatif murah, hanya sekitar Rp 3 triliun. Keinginan ini disampaikan oleh Jokowi menjelang pelaksanaan sensus pertanian tahun 2023.
Sensus pertanian terakhir dilakukan 10 tahun yang lalu pada tahun 2013. Menurut Jokowi, jangka waktu ini terlalu lama karena kondisi pertanian terus berubah setiap tahun, namun keputusan masih didasarkan pada data dari 10 tahun yang lalu.
“Bagaimana saya bisa memutuskan sebuah kebijakan kalau datanya tidak akurat dan paling terupdate terkini,” ujar Jokowi saat membuka pelaksanaan sensus pertanian di Istana Negara, Jakarta, dilansir dari Tempo.co. pada Senin (15/5/2023).
Jokowi menyadari bahwa saat ini data mengenai lahan pertanian dan pupuk seringkali tidak siap dan akurat. Oleh karena itu, Jokowi menganggap bahwa sensus pertanian sangatlah penting karena menyangkut kebutuhan hidup banyak orang.
“Sehingga butuh akurasi kebijakan dan akurasi kebijakan butuh akurasi data. Kalau sudah kita putuskan pupuk subsidi, katakanlah 9 juta ton. Itu kan dari data memutuskan itu, tapi di lapangan banyak yang petani berteriak, pak pupuk enggak ada?” kata Jokowi.
Menurutnya, masalah ini mungkin timbul karena kebutuhan pupuk subsidi sebenarnya bukan hanya 9 juta ton, tetapi 13 juta ton.
“Oleh karena itu saya mendukung sekali pelaksanaan sensus pertanian tahun 2023 ini,” ujarnya.
Harapan Jokowi adalah agar sensus ini dapat menghasilkan data yang terbaru, akurat, dan dapat dipercaya. Oleh karena itu, Jokowi meminta semua pihak yang berkepentingan di sektor pertanian untuk turut mendukung kesuksesan sensus tersebut, yang akan dilaksanakan mulai dari tanggal 1 Juni hingga 30 Juli.
“Artinya 2 bulan selesai dan setelah itu kita mendapatkan sebuah data yang akurat dan berkualitas,” ujar Jokowi.