Tak Hanya Rektor, Polisi Ungkap Ada Tokoh Lain yang Diminta Beri Testimoni tentang Kinerja Jokowi

Kepala Bidang Hubungan Masyarakat Polda Jateng Komisaris Besar Satake Bayu Setianto
Kepala Bidang Hubungan Masyarakat Polda Jateng Komisaris Besar Satake Bayu Setianto/Foto: Istimewa

Kanaltujuh.com –

Kepolisian Negara Republik Indonesia Daerah Jawa Tengah (Polda Jateng) telah mengeluarkan pernyataan terkait tindakan beberapa anggota polisi yang meminta para pimpinan perguruan tinggi untuk menyampaikan pendapat mereka tentang pemilihan umum dan testimoni kinerja pemerintahan Presiden Joko Widodo atau Jokowi.

Selain meminta testimoni dari pimpinan perguruan tinggi, Polda Jateng juga mengatakan bahwa mereka telah meminta testimoni dari berbagai tokoh masyarakat lainnya.

“Kami juga meminta dari tokoh agama, tokoh adat, dan lainnya,” jelas Kepala Bidang Hubungan Masyarakat Polda Jateng Komisaris Besar Satake Bayu Setianto, dikutip dari Tempo.co Selasa (06/02/2024).

Baca Juga:
Impor Jawa Timur Januari-Mei 2025 Turun 1,23%, Impor Migas Alami Penurunan Signifikan

Satake menyatakan bahwa langkah kepolisian meminta kesaksian dari pemimpin perguruan tinggi tersebut bertujuan untuk mencegah potensi perpecahan menjelang pemilihan umum atau Pemilu 2024.

“Agar pemilu damai,” kata dia. “Dalam rangka cooling system.”

Sebelumnya, usaha polisi dalam meminta kesaksian dari para pemimpin perguruan tinggi telah tersebar melalui video di platform media sosial TikTok, dengan beberapa video serupa muncul dari pemimpin perguruan tinggi lainnya dalam beberapa hari terakhir.

Rektor Universitas Katolik Soegijapranata, Ferdinandus Hindarto, mengungkapkan bahwa dia diminta oleh seseorang yang mengaku sebagai anggota kepolisian untuk membuat rekaman video mengenai pendapatnya tentang pemilihan umum dan kinerja pemerintahan Jokowi.

Baca Juga:
63 Titik Sekolah Rakyat Siap Beroperasi Juli 2025, 37 Titik Lainnya Mulai Akhir Juli

Ferdinandus menyatakan bahwa dia dihubungi oleh anggota polisi tersebut pada hari Jumat, (02/02/2024).

“Saya dapat pesan Whatsapp dari seseorang yang mengaku dari Polrestabes Semarang instruksi dari Polda,” kata Ferdinandus, Senin, (05/02/2024).

Ferdinandus mengaku dirinya diminta untuk membuat video testimoni tentang pemilihan umum dan kinerja pemerintahan Joko Widodo melalui aplikasi perpesanan tersebut.

“Meminta supaya membuat rekaman video yang poin-poinnya disampaikan,” terangnya.

Ferdinandus tidak merespons permintaan tersebut. Polisi kemudian mencoba menghubunginya melalui telepon, namun tidak mendapatkan jawaban. Selain itu, dia juga menerima beberapa contoh rekaman video dari beberapa pemimpin perguruan tinggi lain yang telah membuatnya.

Baca Juga:
Indonesia Ajak BRICS Perkuat Komitmen Transisi Energi dan Aksi Iklim

Pada Senin, (05/02/2024), Ferdinandus masih menerima upaya kontak dari nomor yang diklaim sebagai anggota polisi tersebut.

“Pertama lewat chat. Beberapa kali nelpon tidak saya angkat. Tadi terakhir pukul 11.42,” ujarnya.

Pada Sabtu sebelumnya (03/02/2024), Ferdinandus sempat menghadiri pertemuan pimpinan perguruan tinggi Katolik di Surabaya. Dalam pertemuan tersebut, mereka menghasilkan serangkaian sikap dalam menanggapi peristiwa terkini dalam dinamika nasional. Ferdinandus menyebut sikap tersebut sebagai tanggung jawab mereka untuk menyuarakan kebenaran.

Baca Juga:
Tim SAR Temukan Lagi Tiga Korban Tenggelamnya KMP Tunu Pratama Jaya

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *