Stok Logistik Menipis, Pengungsi di Aceh Terancam Kelaparan

Foto :Jembatan-beutong-ateuh-nagan-raya-putus-/Antara

kanaltujuh.com

Sejumlah daerah di Aceh yang terdampak banjir sampai saat masih kekurangan bantuan logistik. Beberapa di antaranya bahkan masih terisolir.

Seperti di Kabupaten Aceh Singkil, logistik hanya tersisa untuk hari ini Selasa (2/12). Jika tidak ada penyaluran bantuan logistik, warga terancam kelaparan.

Kepala BPBD Aceh Singkil Husni mengatakan sejumlah jembatan dan jalan penghubung di daerah itu putus dan hanya sebagian wilayah yang bisa dilewati lewat jalur alternatif dengan menggunakan kendaraan yang tinggi.

Baca Juga:
Densus 88 Ungkap Tahun Ini 110 Anak Direkrut Teroris Via Game Online

Terparah akses dari Kecamatan Singkil Utara ke Kecamatan Singkil putus total.

“Stok logistik kami sisa untuk besok. Jika besok tidak datang, pengungsi terancam kelaparan,” kata Husni Senin (01/12/2025) dikutip dari CNN Indonesia.

Hingga hari ini belum ada bantuan dari luar Aceh Singkil yang masuk ke daerah itu. Bantuan hanya datang ala kadarnya dari warga Aceh Singkil yang tidak terdampak banjir parah.

Sementara Kepala Pusat Data dan Informasi Posko Penanganan Bencana Kabupaten Bener Meriah Ilham Abdi mengatakan 46.611 jiwa warga masih terisolasi dengan persedian logistik yang terbatas.

Baca Juga:
Cerita Prabowo Ada Anak Jenderal Kurang Ajar

Mereka tersebar di Kecamatan Mesidah, Pintu Rime Gayo, Timang Gajah, Gajah Putih, Permata dan Syiah Utama.

“Saat ini masih ada 46.611 jiwa yang masih terisolir dan belum bisa keluar dan mengalami keterbatasan logistik, tersebar di 6 kecamatan. Ini data yang kita kumpulkan pukul 12.00 WIB, Senin 1 Desember 2025,” kata Ilham Abdi saat dihubungi, Senin (1/12).

Pihaknya kini terus berupaya memaksimalkan pasokan logistik bagi masyarakat yang terisolir dengan menyalurkan bantuan dengan berjalan kaki menerobos puing-puing material longsor.

“Untuk kawasan terisolir, kita terus berupaya menerobos masuk membawa bantuan semaksimal mungkin, bahkan sebagian bantuan dibawa dengan jalan kaki,” katanya.

Baca Juga:
Bencana Sumatera, 442 Orang Tewas, 402 Masih Hilang

Selain itu sejumlah warga korban banjir di Aceh Utara, Aceh mengeluhkan bantuan pemerintah belum masuk ke wilayahnya sejak banjir besar melanda.

Rista, salah satu keluarga dari warga terdampak banjir di Aceh Utara, mengatakan para korban banjir juga kesulitan air bersih dan makanan.

“Masih berebut juga belinya sama orang lain. Sampai sekarang belum ada bantuan yang masuk,” kata Rista kepada CNNIndonesia.com, Senin (1/12).

Rista menyebut keluarganya berada di daerah Krueng Geukueh, dekat Simpang Kraft, Aceh Utara. Menurutnya, ada lansia yang membutuhkan bantuan segera.

Baca Juga:
Ribuan Kayu Gelondongan Diduga Memperparah Bencana Banjir di Sumatera

Rista mengatakan saat ini banjir sudah surut, namun listrik masih padam. Masyarakat yang ingin mengisi baterai ponselnya harus pergi ke kantor PLN.

“Ada nenek-nenek juga di Krueng Geukueh, Aceh Utara dekat Simpang Kraft, dekat lapangan bola,” ujarnya.

Sebelumnya Gubernur Aceh Muzakir Manaf alias Mualem mengatakan bencana banjir longsor yang menerjang Aceh ibarat tsunami kedua yang bikin porak-poranda pemukiman hingga menghilangkan sejumlah kampung.

Mualem mengatakan ada sekitar 4 kampung yang hilang disapu banjir bandang hingga longsor seperti kampung di daerah Sawang, Jambo Aye di Aceh Utara hingga kampung di kawasan Peusangan, Bireuen.

Baca Juga:
MBG Menghadapi Ancaman Krisis Bahan Baku, BGN Mulai Kesulitan

“Ada beberapa kampung hilang entah kemana, yaitu Sawang, Jambo Aye di Aceh Utara, Peusangan di Bireuen, malam itu 4 kampung juga gak tau entah kemana. jadi Aceh sekarang seperti tsunami kedua,” kata Mualem saat Apel Tim Recovery Bencana yang digelar di Landasan Udara Sultan Iskandar Muda (SIM), Sabtu (29/11).

Baca Juga:
Semeru Meletus, Warga Diminta Menjauh dari Pusat Erupsi

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *