Maroko Berduka: 1.037 Orang Tewas dalam Gempa Besar Magnitudo 6,8

Maroko Berduka: 1.037 Orang Tewas dalam Gempa Besar Magnitudo 6,8
Bangunan hancur pasca gempa berkekuatan 7 SR di Marrakesh, Maroko pada 9 September 2023. Sedikitnya 1.037 orang tewas dan 721 lainnya luka-luka pasca gempa dahsyat yang melanda Maroko/Foto: Abu Adem Muhammad/Anadolu Agency melalui Getty Images

Kanaltujuh.com –

Gempa hebat dengan magnitudo 6,8 yang mengguncang Maroko telah mengakibatkan 1.037 orang tewas hingga Sabtu (9/9/2023).

Iklan

Kejadian ini telah menyebabkan kerusakan pada bangunan-bangunan bersejarah dan memaksa warga untuk melarikan diri dari rumah mereka dengan ketakutan, mencari perlindungan di jalanan.

Menurut laporan stasiun televisi pemerintah Maroko, jumlah korban jiwa akibat gempa yang terjadi pada Jumat malam waktu setempat tersebut mencapai 1.037 orang, sementara lebih dari 1.200 orang lainnya mengalami luka-luka. Data ini diperoleh dari Kementerian Dalam Negeri.

Kemungkinan bertambahnya jumlah korban tewas menjadi perhatian, mengingat bahwa dari ribuan orang yang terluka, sebanyak 205 di antaranya dalam keadaan kritis.

Penduduk Marrakesh, kota terbesar yang berdekatan dengan pusat gempa, melaporkan beberapa bangunan yang roboh di dalam kota tua tersebut, yang merupakan situs Warisan Dunia UNESCO. Stasiun televisi lokal menampilkan gambar menara masjid yang ambruk, dengan reruntuhan yang tersebar di atas mobil yang hancur.

Gempa terjadi sesaat setelah jam 23.00 waktu setempat pada Jumat malam, menurut laporan dari Survei Geologi Amerika Serikat (USGS). USGS memproyeksikan bahwa pusat gempa berada di Pegunungan Atlas, sekitar 75 km (44 mil) dari Marrakesh, yang merupakan kota terbesar keempat di negara tersebut. Tim penyelamat dengan cemas melakukan pencarian di dalam bangunan yang roboh untuk mencari mereka yang terperangkap.

Media setempat mengabarkan bahwa jalan-jalan yang menuju wilayah pegunungan di dekat pusat gempa telah menjadi padat oleh kendaraan dan terhalang oleh material batu yang ambruk, yang mengakibatkan perlambatan dalam operasi penyelamatan.

 

 

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *