Jakarta, Kanaltujuh.com –
Menteri Pendidikan, Kebudayaan, Riset, dan Teknologi Nadiem Makarim mengatakan bahwa program Asesmen Nasional atau akan tetap dijalankan pada tahun ini.
Ia mengatakan pelaksanaan Assesmen Nasional di tengah pandemi Covid-19 semakin krusial. Nadiem mengatakan Pembelajaran Jarak Jauh (PJJ) sudah berlangsung selama 1,5 tahun.
Namun hingga kini, pemerintah tak punya informasi sama sekali untuk bisa mengkuantifikasi dampak learning loss selama PJJ berlangsung. AN diharapkan dapat memberikan gambaran untuk memetakan masalah ini.
Menurut penjelasan Kepala Badan Penelitian dan Pengembangan dan Perbukuan Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan, Anindito Aditomo, ia menegaskan bahwa Assesmen Nasional bertujuan untuk memantik perubahan.
Assesmen Nasional akan mendorong perubahan positif dalam cara guru mengajar, cara kepala sekolah memimpin pembelajaran di sekolahnya, dalam pengawasan sekolah, dan cara pemda melakukan evaluasi diri dan penganggaran, agar lebih berorientasi pada kualitas pembelajaran.
Berdasarkan Direktorat Sekolah Menengah Pertama atau DITSMP dalam web resminya, ditsmp.kemendikbud.go.id, Asesmen merupakan salah satu proses penting dalam pendidikan yang berguna untuk menilai efektivitas pembelajaran dan ketercapaian kurikulum.
Proses asesmen dilakukan untuk mengevaluasi dan melakukan perbaikan proses pembelajaran. Kemendikbud sudah mengeluarkan kebijakan ini sejak 2020 lalu.
Assesmen Nasional dirancang untuk pengganti Ujian Nasional (UN) dan Ujian Sekolah Berstandar Nasional (USBN) sekaligus penanda perubahan paradigma evaluasi pendidikan nasional.
Pelaksanaan Assesmen bertujuan untuk memetakan sistem pendidikan berupa input, proses, dan hasil melalui serangkaian tahapan. Selanjutnya, hasil dari AN tidak digunakan untuk merangking akreditasi sekolah, melainkan untuk perbaikan kualitas belajar di sekolah-sekolah yang pada akhirnya diharapkan meningkatkan hasil belajar murid.
Untuk AN 2021 akan dilaksanakan di seluruh sekolah, madrasah, dan program pendidikan kesetaraan. Untuk jenjang pendidikan menengah, siswa yang menjalani asesmen akan dipilih oleh Kemdikbudristek dengan jumlah maksimal 45 orang dan 5 orang cadangan.
Sampel siswa yang mengikuti asesmen nasional ini akan dipilih secara acak, sedangkan guru dan kepala sekolahnya akan berpartisipasi.