kanaltujuh.com
Mossad, Aman dan Shin Bet merupakan dinas rahasia yang dimiliki oleh Negara Israel. Ketiga agen rahasia tersebut memiliki tugas memberangus musuh Negara.
Ketiganya juga memiliki tugas dan peran masing-masing dengan misi yang paling sulit sekalipun.
Mossad
Berdiri pada 13 Desember 1949, setahun setelah Israel memproklamasikan diri sebagai negara. Dinas intelijen ini menginduk langsung ke perdana menteri.
Direktur Mossad David Barnea saat masih menjabat pernah menuliskan organisasi yang dia pimpin: Kami adalah organisasi yang berakar sejak masa berdirinya Israel.
Pada masa-masa awalnya, Mossad terdiri dari beberapa lusin pria dan wanita luar biasa, yang bekerja di seluruh dunia dengan keberanian, kebijaksanaan, dan bakat yang hebat.
Mossad melakukan operasi penyusupan dan intelijen, yang sebagian besar belum pernah terungkap, tetapi dampaknya terhadap keamanan dan ketahanan Israel tidak dapat diperkirakan, demikian dikutip dari laman Mossad.
Mossad disebut telah membunuh banyak orang dibandingkan dinas intelijen lain di dunia. Mereka dikenal dengan aksi pembunuhannya yang menyasar para pemimpin Palestina hingga Iran.
Mereka akan menggunakan racun, penembak jitu, hingga bom untuk melenyapkan para pemimpin Palestina atau para pejuang Palestina.
Aksi pembunuhan oleh Mossad yang tak kalah kejam saat mengebom pemimpin Hamas Ismael Haniyeh di Iran bersama pengawal pribadinya Juli 2024 silam.
Haniyeh berada di Teheran, untuk menghadiri pelantikan Presiden Iran Masoud Pezeskhian. Saat kembali ke wisma penginapan, bom tiba-tiba meledak. Diduga bom ditanam dan diledakkan dari jarak jauh.
Begitu pula dengan kematian pemimpin pembebasan Palestina (PLO) Yasser Arafat yang disebut didalangi Mossad. Sebab, Arafat sudah lama menjadi target Israel untuk dilenyapkan.
Hingga kematiannya pada 2004 silam, banyak yang meyakini pemimpin Palestina paling kharismatik itu tewas diracun.
Al Jazeera pernah menerbitkan laporan bagaimana dinas rahasia yang didirikan Ben Gurion itu mengidentifikasi target hingga mengeksekusi.
Aman
Dinas intelijen ini khusus berada di bawah militer Israel. Aman kependekan dari Agaf HaModi’in, secara resmi didirikan pada tahun 1950.
Departemen intelijen ini awalnya terdiri dari mantan anggota Dinas Intelijen Haganah (Shai), organisasi paramiliter Yahudi yang sudah ada sejak Juni 1920.
Di bawah naungan Aman, terdapat unit-unit khusus seperti Unit 8200 yang fokus pada perang siber dan Unit 504 yang berfokus pada HUMINT (intelijen manusia) dan operasi rahasia, yang sudah ada sejak 1948 tak lama setelah kemerdekaan Israel.
Dikutip dari laman Federation of American Science, sejumlah fasilitas pengumpulan dan pengamatan intelijen elektronik terletak di Dataran Tinggi Golan, termasuk fasilitas di Har Avital yang memantau Suriah, dan fasilitas lain di Gunung Hermon yang memantau Lebanon dan Suriah.
Aman dianggap bertanggung jawab atas kegagalan mendapatkan peringatan yang memadai tentang serangan Mesir-Suriah yang memicu Perang Oktober 1973.
Shin Bet
Shin Bet atau Shabak, Dinas intelijen ini fokus pada keamanan dalam negeri Israel dan kontraintelijen serta berfokus pada potensi sabotase, aktivitas teroris, dan masalah keamanan yang bersifat sangat politis.
Shin Bet terbagi menjadi tiga sayap yang bertanggung jawab atas urusan Arab, urusan non-Arab, dan keamanan protektif-yaitu, perlindungan kedutaan Israel, infrastruktur pertahanan dan , maskapai penerbangan nasional.
Shin Bet secara resmi dibentuk pada Februari 1949. Masyarakat umum tidak menyadari keberadaannya hingga David Ben-Gurion, Perdana Menteri periode 1948-53 dan 1955-63 dan salah satu pendiri Negara Israel, pada tahun 1957 memberikan pengawasan anggaran Shin Bet kepada parlemen Israel (Knesset).
Badan ini memainkan peran penting dalam keberhasilan Israel dalam Perang Enam Hari (1967) setelah seorang agen ganda memberikan informasi palsu kepada Mesir tentang rencana serangan Israel.
Shin Bet dikritik karena kegagalannya mencegah pembunuhan Perdana Menteri Yitzhak Rabin pada November 1995 dan menghadapi pengawasan atas perlakuannya terhadap warga Palestina, termasuk penggunaan penyiksaan terhadap tahanan.
Badan ini mengambil sebagian tanggung jawab atas kegagalannya mencegah serangan 7 Oktober 2023.
