Trenggalek,kanaltujuh.com
Pemkab Trenggalek saat ini tengah menyiapkan relokasi bagi warga terdampak bencana tanah longsor yang terjadi beberapa waktu yang lalu di Desa Depok Kecamatan Bendungan.
Kejadian tanah longsor sendiri terjadi pada Hari Senin sore (19/5) dan mengakibatkan 6 orang tewas akibat tertimbun material longsor.
Selain relokasi, juga dibahas oleh Pemerintah Kabupaten Trenggalek mengenai kebutuhan mendesak untuk masyarakat sekarang. Salah satunya adalah air bersih.
Kemudian perlunya dilakukan patroli untuk kesiapsiagaan bencana susulan ketika hujan di malam hari. Patroli ini diperlukan karena warga masih beraktivitas di sekitar rumah dan itu mata pencaharian mereka.
Bupati Trenggalek usai memimpin rapat bersama jajaran terkait mengatakan ” untuk Depok, tanah sudah di usulkan oleh Kepala Desa. Dan Pemerintah Provinsi juga sudah menyanggupi sama seperti kasus-kasus yang lain,” ucapnya Senin (2/6) di Gedung Bawarasa, Trenggalek.
Saya juga mengucapkan terima kasih kepada Pemerintah Provinsi, tinggal nanti tanahnya ketika sudah kita sepakati, baru kita laksanakan. “prioritas warga yang direlokasi sebanyak 71 KK. Karena itu ternyata rawan, topsoilnya tidak terlalu dalam. Terus batuannya juga beresiko Sliding,” imbuhnya.
Ditanya kesediaan warga untuk relokasi, Mas Ipin menegaskan tentunya masyarakat juga memprioritaskan keselamatan. Yang penting kata dia bagi warga lokasinya tidak terlalu jauh dari tempat mereka mencari matapencaharian.
Bupati Arifin melanjutkan Alokasi relokasi sendiri sudah diusulkan oleh desa. Kendati demikian phaknya akan melihat kelayakannya.
“Sama seperti yang kemarin di Ngrandu, desa mengusulkan titik, tetapi bagi kami titiknya tetap masih rawan. Karena yang diusulkan masih di daerah dengan kemiringan lebih dari 30 sampai 45%. Kalau mau Cut and Fill, harganya juga lebih mahal dari membangun rumahnya sendiri. Maka kita minta lahannya yang memang aman. Tidak berada di kawasan yang rawan. Kemudian secara anggaran kita juga bisa optimalkan,” terangnya.
Sementara Kades Depok, Kecamatan Bendungan, Sugeng Asmoro membenarkan terkait rencana relokasi bagi warganya yang terdampak bencana tanah longsor beberapa waktu yang lalu.
“Untuk relokasi beberapa waktu lalu dari berbagai pihak baik BPBD kemudian Perhutani, ada satu titik yang direncanakan. Cuma itu belum pasti, karena nanti masih di ajukan ke Badan Geologi terkait keamanannya,” ucapnya.
Sampai saat ini sebutnya data yang masuk dari warga kami yang direncanakan ada sekitar 71 KK. 15 KK di lahan sendiri, sedangkan 57 ikut pemerintah.
“Masyarakat yang kondisinya harus direlokasi, mereka mengikuti rencana relokasi ini. Karena tidak ada pilihan lain. Terlebih kalau sekarang ini hujan mereka merasa ketakutan, mengungsi ketika terjadi hujan,” terangnya.(man)