Berhasil Entaskan Kemiskinan, Bupati Arifin Banjir Pujian Dalam Seminar Nasional Kemendagri

Berhasil Entaskan Kemiskinan, Bupati Arifin Banjir Pujian Dalam Seminar Nasional Kemendagri
Bupati Trenggalek Moch. Nur Arifin (tengah) ketika mengikuti Seminar Nasional yang digelar oleh Kementrian Dalam Negeri secara online, Selasa (20/12/2022)/Foto: Kanaltujuh.com

Trenggalek, Kanaltujuh.com –

Bupati Trenggalek Moch. Nur Arifin mendapat banyak pujian dari berbagai pihak karena telah berhasil mengentaskan kemiskinan dengan metode yang dimilikinya.

Pujian itu disampaikan mereka melalui Seminar Nasional yang digelar oleh Kementrian Dalam Negeri secara online pada Selasa (20/12/2022).

Dalam seminar tersebut banyak peserta yang berharap agar praktek yang dilakukan Bupati Arifin tidak muncul secara organik atau hanya daerah tertentu saja seperti Trenggalek, namun semangat tersebut hendaknya bisa dimiliki oleh semua daerah kabupaten-kota.

Menjawab pertanyaan tersebut Bupati Arifin lalu mengatakan bekerja bila ada anggaran dan cantolan aturan itu cara lama.

“Saya bersyukur berada di Trenggalek, ada banyak masalah yang membuat saya kepepet. Karena kepepet ini lah menjadikan banyak ide untuk kita melakukan inovasi,” ungkapnya dari Gedung Smart Center Trenggalek.

“Penanganan kemiskinan dalam APBD sudah jelas rinciannya. Tidak bisa melakukan intervensi bila tidak masuk dalam rincian APBD. Dan itupun harus direncanakan pada tahun sebelumnya. Padahal masalah kemiskinan ini datangnya tiba-tiba dan penanganannya dilakukan secara real time,” tambahnya.

Lebih dalam Arifin mengatakan seorang Bupati telah diambil sumpahnya untuk mengabdi kepada masyarakat dalam kurun waktu 5 tahun. Dengan adanya waktu yang tidak terlalu lama ini tentu diperlukan upaya akselerasi.

“Lahirlah sebuah inovasi yang dinamakan Gerakan Tengok Bawah Masalah Kemiskinan atau disingkat ‘Gertak’,” paparnya.

Melalui ‘GERTAK’ ini masyarakat diajak bersedekah informasi kepada pemerintah daerah, mengenai permasalahan kemiskinan yang terjadi di sekitarnya. Bahkan kata dia sebuah komunitas yang biasanya mencibir kinerja pemerintah diajak ikut berkontribusi menjadi pasukan pink yang fungsinya membantu pemerintah sedekah informasi dan melakukan survey di lapangan.

“Bukan antipati terhadap kritikan, belum ada penanganan bisa saja karena pemerintah bisa jadi belum mendapatkan informasi kemiskinan yang ada. Maka dari itu unsur masyarakat ini ikut dilibatkan dan dinamakan Pasukan Pink, karena seragam yang digunakan berwarna pink. Warna ini identik dengan warna kasih sayang,” jelasnya.

Tidak berhenti disini, pemerintah Kabupaten Trenggalek sebutnya juga mendorong zakat ASN yang dikelola BAZNAS Trenggalek. Dari hanya Rp. 120 juta pertahun meningkat tajam menjadi Rp. 3 sampai 4 miliar pertahun.

“Itu dilakukan melalui pendekatan yang baik. Dana yang terkumpul itu saat ini difungsikan untuk penanganan kemiskinan di Trenggalek, salah satunya membayarkan sementara iuran Kartu Indonesia Sehat (KIS) masyarakat miskin. Kemudian tahun berikutnya bisa dimasukkan daftar penerima KIS daerah yang dibayarkan melalui APBD,” urainya.

Selain itu dana yang dikelola BAZNAS itu juga difungsikan untuk melakukan bedah rumah masyarakat miskin dan masih banyak yang lainnya. Bahkan pada program wakaf, telah mewujudkan pemukiman layak huni bagi penyandang disabilitas di Kabupaten Trenggalek.

Exit mobile version