Kesbangpol Trenggalek Gelar Rakor Deteksi Kewaspadaan Dini

Trenggalek, Kanaltujuh.com

Badan Kesatuan Bangsa dan Politik Trenggalek menggelar Rapat Koordinasi Kewaspadaan Dini dalam rangka menciptakan situasi kondusif di Kabupaten Trenggalek bertempat di lantai 2 gedung Bhawarasa Trenggalek, Selasa (4/5).

Iklan

Narasumber yang hadir dalam rakor tersebut diantaranya, Asisten 1 Pemkab Trenggalek Widarsono, Kasi Inteligen Kejaksaan Negeri Trenggalek Basuki Arif Wibowo, KBO sat Intel Polres Kaelani dan Plt Kepala Badan Kesbangpol Trenggalek Joko Susanto.

Dalam menyampaikan sambutannya, Asisten 1 Bidang Pemerintahan Pemkab Trenggalek Widarsono menjelaskan bahwa meski Tim Densus 88 telah melakukan penangkapan terhadap beberapa orang terduga teroris, namun tidak menutup kemungkinan jaringan teroris tersebut masih berada di sekitar pemukiman warga.

Baca Juga:
Polres Lamongan Tingkatkan Status Penangan Kasus Dugaan Korupsi Kades Sidomukti Lamongan

Atas alasan tersebut, pihaknya berpesan supaya forum kewaspadaan dini dapat meningkatkan kewaspadaan terhadap setiap gerakan yang mengarah pada tindakan terorisme.”Kita tidak perlu takut pada teroris, tapi kita harus terus mewaspadai gerakan mereka,” ucap Widarsono.

Lebih lanjut ia juga menyinggung mengenai pandemi Covid-19 yang sampai saat masih tidak diketahui kapan berakhirnya. Widarsono juga menceritakan tentang kasus kematian ratusan ribu orang di India yang diakibatkan dari penyebaran Covid-19.

“Saat ini kematian di negara India mencapai ratusan ribu orang. Saya tidak bisa membayangkan jika itu terjadi di negara kita. Oleh karena itu hal itu jangan sampai terjadi di negara kita terutama di kabupaten Trenggalek,” ungkapnya.

Baca Juga:
Pekerja Bangunan di Lamongan Meregang Nyawa Saat Pasang Tandon Air, Begini Kronologinya

Terhitung mulai tanggal 30 April yang lalu Pemkab Trenggalek telah melakukan penjemputan buruh migran asal Trenggalek yang hendak pulang ke kampung halaman.Dikatakan oleh Widarsono ketika para buruh migran ini pulang ke tanah air, mereka transit terlebih dulu di asrama Haji Sukolilo Surabaya untuk menjalani tes swab.

Selanjutnya jika pada tes swab itu mereka dinyatakan terkonfirmasi positif Covid-19, mereka harus menjalani masa karantina di asrama Covid-19 milik pemerintah Provinsi Jawa Timur dalam kurun waktu 14 hari.”Tapi jika hasil swab itu dinyatakan negatif, mereka langsung kita jemput dan kita bawa pulang ke Trenggalek, tapi harus menjalani karantina 3 hari di asrama Covid 19 yang berada di Desa Prigi,” jelasnya.

Baca Juga:
Tabrak Belakang Truk Tronton, Pemotor Asal Lamongan Tewas Setelah Tubuhnya Terjepit

Dari sisi ekonomi, Widarsono menjelaskan bahwa dengan dibukanya kembali Pasar Pon, perekonomian Trenggalek diharapkan dapat kembali bangkit. Kemudian dari sisi keamanan, ia mengingatkan hendaknya para tokoh masyarakat bisa mengingatkan warga sekitarnya untuk tidak menerbangkan balon udara usai sholat Idul Fitri nantinya.

“Balon udara itu memiliki dampak yang buruk, akibat balon udara pernah menimbulkan kebakaran hutan,” tegasnya.

Sementara menurut Basuki Arif Wibowo S.H selaku Kasi Intel Kejaksaan Negeri Trenggalek, ia menjelaskan bahwa di Trenggalek saat ini tidak ada ideologi selain ideologi Pancasila. Oleh karena itulah dirinya menilai Kabupaten Trenggalek saat ini cukup kondusif.

Baca Juga:
Kronologi Penemuan Dua Jasad Warung Paciran Lamongan, Mantan Suami dan Pacar Cekcok

Kemudian ia juga menyinggung tentang ganti rugi lahan atas pembangunan Dam Bagong yang sebelumnya rawan terjadi konflik. Namun demikian berkat kerjasama semua pihak, ganti rugi lahan itu akhirnya berjalan dengan aman dan tertib.

“Alhamdullilah ternyata masyarakat bisa menyadari dan menerima ganti rugi,” ucap Basuki. (Fab)

Baca Juga:
Karyawati Swasta di Lamongan Tewas Terlindas Truk Barang Saat Pulang Kerja, Begini Kronologisnya

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *