Ini Isi Pidato Jokowi, Singgung Capres 2024 Harus Berani, Jangan Ciut Nyali

Jakarta, Kanaltujuh.com –

Presiden Jokowi dalam pidato Hari Ulang Tahun PDIP yang ke-50 mengatakan di usia emas setengah abad lima puluh tahun ini,PDI Perjuangan telah menjadi partai yang matang karena telah melewati jalan panjang, pait getir jatuh bangun untuk mencapai sebuah partai yang besar seperti saat ini.

“Partai yang menjadi kekuatan pemersatu bangsa di tengah kebhinekaan. Partai yang konsisten menjaga empat pilar kebangsaan NKRI, Pancasila, Undang-Undang Dasar Negara Republik Indonesia 1945 dan Bhineka Tunggal Ika,” kata Jokowi dalam sambutannya di JI-Expo, Kemayoran, Jakarta Pusat pada Selasa (10/1/2023)

Jokowi mengatakan tahun 2022 kemarin merupakan tahun yang sangat sulit bagi dunia maupun bagi negara yang ada di dunia ini.

“Tapi kita sepertinya tidak merasakan, karena kita memang masih tumbuh pada posisi yang normal ekonomi kita,” ujarnya.

Tahun kemarin kata dia merupakan tahun turbolensi ekonomi yang sulit dihitung dan sulit diprediksi serta tahun ini akan jauh lebih sulit bagi dunia. Oleh sebab itu tahun ini adalah tahun ujian bagi negara Indonesia.

Jokowi kemudian mengingatkan bahwa pada medio tahun 1997 dan 1998 banyak negara yang jatuh termasuk Indonesia. Indonesia sendiri pada saat itu, juga menjadi pasien dari IMF. Sedangkan tahun ini yang menjadi pasien IMF ada 16 negara karena ekonominya ambruk.

“Dan 36 negara antri didepan pintunya IMF, karena juga sudah tidak memiliki kekuatan ekonomi didalam negerinya,” jelasnya.

Dengan fenomena seperti Presiden Jokowi meminta agar seluruh warga negara Indonesia lebih berhati-hati dan harus bekerja lebih keras lagi. Kendati ekonomi Indonesia di tahun 2022 tumbuh dengan baik.

“Karena Managing Director IMF Kristalina Georgieva menyampaikan tahun 2023 sepertiga ekonomi dunia diprediksi akan mengalami resesi dan untuk negara-negara yang tidak terkena resesi, ratusan juta penduduknya akan merasakan sedang dalam keadaan resesi,” ungkapnya.

“Oleh sebab itu saya tidak menakut-nakuti tapi kita semuanya harus hari-hati dan waspada jangan keliru kebijakan, jangan keliru policy sehingga membawa kita pada sebuah kekeliruan besar,”tambahnya.

Indonesia sendiri sambungnya termasuk sebuah negara yang masih mampu bertahan sampai saat ini karena pondasi yang telah dibangun yaitu infrastruktur untuk Indonesia maju.

Adapun strategi selanjutnya dalam pemerintahan Presiden Jokowi adalah Industrialisasi hilirisasi. Dalam hal industri hilirisasi Jokowi kembali mengingatkan bahwa lebih dari 400 tahun sejak zaman Kompeni atau VOC kita masih mengirim bahan mentah keluar sehingga kita tidak mendapatkan apapun.

Oleh sebab itu, beberapa aset besar yang dimiliki negara Indonesia seperti Freeport yang sudah 50 tahun dimiliki oleh Freeport-McMoran dari Amerika dan dalam tiga tahun kebelakang ini mayoritas telah dimiliki Indonesia yaitu 51,2 persen.

“Apa yang kita inginkan dari pengambil alihan ini adalah Industrialisasi. Jangan sampai tambangnya ada dinegara kita di papua, smelternya Industrinya ada di Jepang, smelternyaIndustrinya ada di Spanyol, kita gak dapat apa-apa. Pajak hanya dapat sedikit, royalti juga dapat sedikit, deviden dapat sedikit, lapangan kerja juga gak dapat,” terangnya.

“Inilah yang harus kita balik bahwa bahan –bahan mentah yang kita miliki baik tambang, pertanian, perkebunan semuanya harus dihilirisasi agar nilai tambah berada didalam negeri,” pintanya.

Jokowi juga menyampaikan bahwa saat ini 98 persen pekerja yang ada di freeport adalah warga negara Indonesia sementara 41 persen dari pekerja tersebut berasal dari tanah Papua.

Kemudian soal Blok Propan, Jokowi menyampaikan 97 tahun Propan dikelola oleh Chevron dari Amerika Serikat dan saat ini seratus persen telah diambil alih oleh Pemerintah Indonesia dan dikelola oleh Pertamina.
Begitupula dengan Blok Mahakam dalam kurun waktu 43 tahun dikelola oleh Total E&P dari Perancis dan saat ini seratus persen telah dikelola oleh Pertamina.

“Apa yang saya lihat di lapangan seperti Rokan 100 persen sekarang tenaga kerjanya semuanya dari Indonesia dan kemarin ada tambahan lagi 12 ribu 500 pekerja baru di Blok Rokan, karena kita ingin mengebor lebih banyak lagi sumur-sumur yang ada,”paparnya.

Jokowi melanjutkan pekerjaan besar negara Indonesia bukanlah menguasai beberapa aset besar tersebut. Pekerjaan besar negara Indonesia kedepan adalah bagaimana membangun sebuah sistem besar, agar yang namanya bahan tambang seperti nikel, bauksit, tembaga, dan timah seluruhnya bisa terintegrasi dan bisa memproduksi barang jadi maupun setengah jadi yang pada akhirnya bisa memberikan nilai tambah yang sebesar-besarnya utamanya lapangan kerja bagi rakyat Indonesia.

“Nikel yang sudah kita stop tiga tahun yang lalu. Dulu waktu masih mentah kita eksport, itu nilainya pertahun hanya 17 trilyun rupiah. Setelah kita stop tiga tahun ini, setahun bisa menghasilkan 360 trilyun rupiah. Ini baru nikel,” bebernya.

“Bauksit kemarin sudah kita umumkan di bulan Desember stop juga mulai juni 2023 dan akan kita industrilisasikan, kita hilirisasikan di dalam negeri,” tambahnya.

Jokowi menyampaikan untuk mengintegrasikan semua ini bukanlah pekerjaan yang mudah, karena tambang tembaga ada di Papua, Sumbawa, begitupun dengan tambang nikel yang ada di Sulawesi, Maluku Utara, Maluku dan tambang timah ada di Bangka Belitung dan tambang bauksit ada di Kalimantan Barat dan Bintan.

“Semuanya harus terintegrasi, sehingga kita harapkan nantinya ini akan menjadi sebuah ekosistem bagi kendaraan listrik yang kedepan memberikan sebuah masa depan yang cerah. Karena seluruh pasar negara-negara mebutuhkan mobil listrik ini, tetapi tentu saja tahapannya akan masuk ke baterai listrik terlebih dahulu,” ucapnya.

Jokowi melanjutkan eksport nikel dari 17 trilyun menjadi 360 trilyun, hal itu kata dia merupakan sebuah angka lompatan yang sangat besar sekali. Namun demikian ketika nantinya menjadi sebuah ekosistem baterai dan ekosistem mobil maka akan memberikan nilai tambah ratusan kali.

“Bukan puluhan kali lagi tapi ratusan kali. Problemnya adalah kita digugat oleh Uni Eropa. Nikel kita digugatoleh Uni Eropa dan diputuskan kita kalah, kita kalah. Tapi saya sampaikan pada Bu Menteri Luar Negeri jangan mundur,” tegasnya.

“karena inilah yang akan menjadi lompatan besar peradaban negara kita, saya meyakini itu, terus kita banding. Kalau banding nanti kita kalah, saya gak tahu, ada upaya apa lagi yang bisa kita lakukan,” terangnya.
Menurutnya itulah sebuah perdagangan yang terkadang menekan sebuah negara agar mereka ikut aturan main yang dibuat oleh negara-negara besar.

“Sehingga kalau kita eksportnya,kirimnya hanya bahan mentah, sampai kiamat kita akan menjadi negara berkembang,” jabarnya.

Lebih lanjut Jokowi menyampaikan bahwa pada tahun 1965 Bung Karno pernah mengatakan menolak ketergantungan pada imperialisme, memperluas kerjasama yang sederajat dan saling menguntungkan.

“Bung Karno tahun “65 sudah menyampaikanitu dan supaya kita tidak bisa didikte dan tidak menggantungkan diri kepada negara manapun. Inilah yang ingin kita lakukan berdikari,berdikari,berdikari,” jelasnya.

Dengan lantang Presiden Jokowi mengatakan meskipun Indonesia ditakut- takuti soal freeport, nikel dan kalah di WTO tapi terus maju kedepan. Justru kedepan Indonesia akan stop bauksit dan pertengahan tahun ini akan dilakukan stop eksport tembaga.

“kita harus berani seperti itu, kita tidak boleh mundur, kita tidak boleh takut, karena kekayaan alam itu ada di Indonesia, ini kedaulatan kita, dan kita ingin dinikmati oleh rakyat kita, dinikmati oleh masyarakat kita,” tantangnya.

Pada KTT (Konferensi Tingkat Tinggi) yang lalu kata Jokowi lebih lanjut dirinya sempat menyampaikan didalam forum bahwa kemitraan itu harus setara dan tidak boleh ada pemaksaan dan tidak boleh negara manapun mendikte.

“Dan tidak boleh negara-negara maju itu merasa bahwa sana lebih bagus dari standar negara kita. Kenapa ini terus saya ulang-ulang, karena saya ingin Presiden kedepan juga berani melanjutkannya, tidak gampang ciut nyali, tidak gentar demi kepentingan bangsa dan negara,” sindirnya pada Capres 2024.

Jokowi juga menyampaikan seperti yang disampaikan ketua Umum PDIP dalam pidato sebelumnya bahwa Capres PDIP nantinya berasal dari kader PDIP.

“Bu Mega dalam memutuskan betul-betul sangat hati-hati, betul-betul tenang dan tidak grusa-grusu seperti yang lain-lainnya. Didesak-desak darimanapun tidak goyah, meskipun namanya sudah di kantongnya Bu Mega,” pungkasnya.

Exit mobile version