Tiongkok Ubah Kebijakan KB, Tiap Keluarga Dapat Miliki Tiga Anak

Jakarta, Kanaltujuh.com

Tiongkok sebagai negara terpadat di dunia telah melonggarkan kebijakan keluarga berencana setelah sensus menunjukkan bahwa populasinya menua dengan cepat.

Tiongkok telah melonggarkan kebijakan keluarga berencana agar tiap pasangan dapat memiliki tiga anak setelah sensus menunjukkan populasinya menua dengan cepat. Media pemerintah melaporkan, dalam perubahan kebijakan besar untuk meningkatkan angka kelahiran di negara terpadat di dunia itu.

Selama hampir 40 tahun, Tiongkok memberlakukan “Kebijakan Satu Anak” yang kontroversial, salah satu peraturan keluarga berencana paling ketat di seluruh dunia, yang pada 2016 dilonggarkan menjadi “kebijakan dua anak” karena kekhawatiran yang meluas tentang angkatan kerja yang menua dan juga stagnasi di sisi ekonomi.

Terlepas dari upaya pemerintah untuk mendorong pasangan untuk memiliki anak, angka kelahiran tahunan Tiongkok terus merosot ke rekor terendah 12 juta pada tahun 2020, ungkap Biro Statistik Nasional bulan lalu.

Hal tersebut mengancam krisis demografis yang telah mengkhawatirkan Partai Komunis yang berkuasa, yang dipimpin oleh Presiden Xi Jinping, ia merasa kekurangan pekerja muda untuk menggerakkan ekonomi yang menurut para ahli harus mendukung ratusan juta lansia pada tahun 2050.

“Untuk secara aktif menanggapi penuaan populasi … pasangan dapat memiliki tiga anak,” kata Xinhua, mengutip pertemuan Komite Kepemimpinan Politbiro elit Tiongkok hari Senin (31/5) yang diselenggarakan oleh Presiden Xi.

Tingkat kesuburan Tiongkok berada di angka 1,3 – di bawah tingkat yang dibutuhkan untuk mempertahankan populasi yang stabil, Biro Statistik Nasional mengungkapkan.

Hasil sensus 2020 sekali dalam satu dekade yang diterbitkan bulan lalu juga menunjukkan bahwa populasi penduduk tumbuh pada tingkat paling lambat sejak 1960-an, mencapai 1,41 miliar.

Itu terjadi bersamaan dengan penurunan tajam jumlah orang usia kerja, sekali lagi menimbulkan kekhawatiran akan krisis demografis yang membayangi.

Source : Al Jazeera

Editor : Fabian Kalijaga

Exit mobile version