Jakarta, Kanaltujuh.com –
Dampak perang Rusia dengan Ukraina membuat Roman Abramovich melepaskan kepemimpinannya di Chelsea. Taipan minyak itu tak lagi mengurusi The Blues.
Melalui situs resminya, Chelsea, yang dimiliki Abrahmovich sejak 2003, membuat pernyataan soal posisinya di klub. Sebuah keputusan ia ambil, menyusul perang yang sedang terjadi di Rusia dan Ukraina.
Dalam pernyataannya, Abramovich menyerahkan peran kepemimpinannya di Chelsea. Ia meminta Yayasan Chelsea kini mengambil alih tugas terkait ‘kepengurusan dan perawatan klub’
“Selama hampir 20 tahun kepemilikan saya di Chelsea FC, saya selalu memandang peran saya sebagai penjaga Klub, yang tugasnya adalah memastikan bahwa kami sukses seperti yang kami bisa capai hari ini, serta membangun masa depan, sambil terus memainkan peran positif dalam komunitas kami,” tulis pernyataan Roman Abramovich.
“Saya selalu mengambil keputusan dengan kepentingan terbaik Klub. Saya tetap berkomitmen pada nilai-nilai ini. Itulah sebabnya saya, hari ini, memberikan wali amanat kepada Yayasan amal Chelsea terkait kepengurusan dan perawatan Chelsea FC. Saya percaya saat ini mereka berada dalam posisi terbaik untuk menjaga kepentingan Klub, pemain, staf, dan penggemar,” tutup pernyataan Abramovich.
Abramovich sendiri disebut-sebut menjadi tangan kanan Vladimir Putin, Presiden Rusia yang memimpin perang kepada Ukraina. Saat agresi pecah pada Kamis (24/2/2022), Abramovich langsung disebut-sebut keterkaitannya
Abramovich sendiri disebut-sebut menjadi tangan kanan Vladimir Putin, Presiden Rusia yang memimpin perang kepada Ukraina. Saat agresi pecah pada Kamis (24/2/2022), Abramovich langsung disebut-sebut keterkaitannya.
Anggota Parlemen Christ Bryant menyebut Abramovich tak diperbolehkan lagi memiliki klub di Inggris.
Di samping itu, sejak 2019, nama Abramovich masuk daftar merah karena kaitannya dengan Pemerintah Rusia dan dugaan korupsi. Selepas perang kini pecah, ada kabar asetnya bakal dibekukan Pemerintah Inggris.