Diduga Karena Iri, Tukang Becak TKR Tewas Dihabisi Oleh Rekan Seprofesinya

Jenazah kasus pembunuhan
Tim forensik dari Polres Trenggalek melakukan identifikasi jenazah di lokasi kejadian/Foto: Herman

Trenggalek, Kanaltujuh.com –

Tukang becak dengan inisial TKR warga kelurahan Surodakan terpaksa harus meregang nyawa akibat dibabat dengan sebilah sabit oleh rekan seprofesinya yang berinisial TG.

Peristiwa pembunuhan ini terjadi di depan ATM Bank Jatim yang letaknya berada disebelah selatan Kantor Pemerintah Kabupaten Trenggalek.

Kasatreskrim Polres Trenggalek, AKP Tatar Hernawan membenarkan jika telah terjadi perisitiwa pembunuhan disebelah selatan Kantor Pemkab Trenggalek atau Utara Alun-Alun Trenggalek.

“Ya, memang ini terjadi diduga ada peristiwa pembunuhan tepatnya berada di utara Alun – Alun,” Kata Tatar dikonfirmasi di Tempat Kejadian Perkara, Kamis (1/7).

Dikatakan oleh Tatar dalam peristiwa pembunuhan ini antara pelaku dan korban saling kenal dan sekaligus rekan seprofesi yang sehari-hari sebagai tukang becak.

“Untuk sementara ini yang diduga tersangka itu kami amankan di Polres,” terangnya.

Peristiwa pembunuhan ini sambungnya diperkirakan terjadi sekira pukul 10.00 WIB. Selanjutnya untuk kronologi lebih lanjut jajaran Satreskrim Trenggalek akan melakukan pendalaman.

“Nanti untuk pemeriksaan lebih lanjut dan proses penyidikan perkembangannya akan kami beritahukan,” ujarnya.

Sementara Budianto rekan seprofesi tukang becak menyampaikan bahwa pelaku inisial TG yang sering dipanggil dengan nama Gendon merupakan warga Kabupaten Ponorogo.Di Trenggalek kata Budi, pelaku tidak memiliki rumah dan sehari-hari tidurnya di pasar sore Trenggalek.

“Pak Gendon itu tidurnya dipasar sore,” ungkapnya.

Ia memprediksi peristiwa pembunuhan ini karena dilatar belakangi rasa iri antara korban dan pelaku. Korban kata Budi kerap diberi uang oleh sebagian orang setelah mengambil uang di ATM tersebut.

Budi mengatakan bahwa dirinya pernah diberi uang oleh adiknya sendiri di TKP. Oleh Budi hasil pemberian dari adiknya itu tidak dibagi dengan pelaku. Pelaku sempat naik pitam dan pernah mengancam akan membacok dirinya.

“Pak Gendon niku Ngalor ngidul mbetane arit dateng wingking (Pak Gendon itu kemanapun dia pergi selalu membawa sabit yang diletakkan dibelakang),” kata Budi.

Pelaku sendiri katanya memiliki karakter yang temperamental.

Exit mobile version